Home / Misioner

Senin, 22 Juli 2024 - 10:01 WIB

Agar Tidak Terjadi Perpecahan di Jemaat, Ini Pesan Pdt. Maureen Rumeser dari Batam

Ketua III MS GPIB Pdt. Maureen S. Rumeser Thomas, M.Th.

Ketua III MS GPIB Pdt. Maureen S. Rumeser Thomas, M.Th.

BATAM, Arcus GPIB – Kompetisi didalam gereja bisa membuat perpecahan, karenanya konflik harus dikelola dengan baik. Kompetisi bisa menimbulkan iri hati, cemburu dan perselisihan diantara jemaat bahkan juga diantara para pelayannya.

Demikian disampaikan Ketua III Majelis Sinode GPIB Pendeta Maureen S. Rumeser – Thomas., M.Th saat melayani pada Ibadah Utus Sambut Pendeta Gabby Manuputty, M.Si, Kon.Pas dan Pendeta Ronald Rampala, S.Th di GPIB Immanuel Batam, Minggu 21 Juli 2024.

Pdt. Ronald Rampala, S.Th, KMJ GPIB Immanuel Batam menggantikan Pdt. Gabby Manuputty, M.Si, Kon.Pas

Kompetisi, kata Pendeta Maureen Rumeser yang akrab disapa sebagai Pendeta Susy, bisa terjadi karena iri hati dan cemburu di Jemaat bahkan bisa terjadi di kalangan pelayan di jemaat.

”Selama masih ada iri hati dan cemburu kita seperti orang duniawi. Makanan kita, tingkat kerohanian kita masih seperti anak-anak,” tutur Pendeta Susy.

Baca juga  Tuhan Bisa Murka, Pdt. Ezra Sudarsono: Jangan Sia-siakan Kesempatan

Hal lainnya, yang juga bisa membuat konflik adalah adanya kelompok-kelompok yang pro dan kontra. Ada yang mengidolakan pemimpin A karena pendapatnya didengar, sebaliknya ada kelompok lain yang merasa tidak didengar. Sehingga kalau ada kegiatan yang dilakukan kolompok yang satu, kelompok yang lain tidak ikut mendukung.

Pdt. Gabby Manuputty, M.Si, Kon.Pas mutasi ke GPIB Immanuel Malang.

“Idola-idola dalam jemaat juga bisa terjadi dalam satu keluarga. Suami istri bisa berantem gara-gara ini. Kakak beradik bisa juga jadi ribut. Bahkan bisa jadi bermusuhan satu dengan yang lain karena idola. Akhirnya fokus pelayanan kita beralih dari pelayanan ke prestasi. Ini bahaya. Jemaat lebih fokus memenangkan kompetisi daripada melayani dengan tulus,” kata Pendeta Susy.

Ia berharap dalam melayani untuk tetap maju dan bekerja dengan berpikir positif.

Baca juga  Tangis Duka Melepas Kepergian Pdt. Roberth William Maarthin

“Yang kita layani dan hidup kita hanya untuk Tuhan. Tidak apa, kalau ada yang tidak berterimakasih kepada kita atas apa yang kita lakukan dari sebuah kebaikan,jangan takut. Kalau manusia tidak berterimakasih, Tuhan yang lihat hati kita. Dia bisa memberi yang lebih banyak dari kita dengan cara dan waktunya,” kata Pendeta Susy menyemangati.

PS Pelkat P.A mengiringi ibadah Utus Sambut dengan musik etnik.

PS PKP Bethel Tanjung Pinang menaikkan Pujian di Immanuel Batam.

Dikatakan, menjadi panggilan bersama selaku warga jemaat dalam menghidupkan persekutuan, pelayanan dan kesaksian di gereja Tuhan.

”Mari bersama-sama menghidupkan kualitas spiritual dari jemaat. Sehingga siapapun, dari pergantian  fungsi jabatan Ketua Majelis Jemaat, tidak lagi mengatakan tidak ada sesuatu yang baru, tidak ada sesuatu yang meningkat. Siapapun kita, latar belakang kita, budaya kita selama itu kita berikan dengan tulus ikhlas kepada Tuhan sebagai persembahan hati kita kepada-Nya.”

Jemaat, kata Pendeta Susy mengumpamakan sebagai batu bata yang tidak sama panjang, lebar dan tingginya yang ditempatkan Tuhan dalam pelayanan  diikat oleh semen sebagai kasih Tuhan. /fsp

Share :

Baca Juga

Misioner

Siap Memasuki Jemaat, 66 Calon Vikaris GPIB Tuntaskan Pembekalan

Misioner

Pesan Manis Dua Pendeta GPIB: Tunjukkan Kualitas dan Jaga Sikap

Misioner

Di PST 2022 Pdt. Roberto Wagey M.Th, Ajak Gereja Hadir Ditengah Kemiskinan

Misioner

Dari Charity Golf PKP, Cindy Tumilaar: Wow, Tahun Depan Boleh Juga

Misioner

Sekum PGI Minta Berpikir Kritis, Ketua II MS-GPIB Pdt. Manuel Raintung:  Digitalisasi untuk Semua Kategorial

Misioner

Kebutuhan Rohani “Yes”, Manusia Tidak Dapat Hidup Dari Roti Saja

Misioner

Tetaplah Setia Setia Terhadap Allah, Jauhi Kejahatan

Diakonia

Pdt Ebser M. Lalenoh M.Th, Lugas Nan Tegas, Mitranya Menyebutnya Panser Di Medan Perang