JAKARTA, Arcus GPIB – Apa arti hidup bila tidak dikasihi Allah? Mari bertekad menjadi orang yang mengenal Allah, agar kita mengalami kasih-Nya.
Mengatakan itu Pdt. (Em) Sealthiel Isaak Jumat (22/9/2022) mengurai teks Firman Tuhan dari I Korintus 8:1-3. Menurutnya, yang mengasihi Allah, dikenal oleh Allah.
“Ketika kita belum mengenal Allah, atau sebatas pengenalan yang bersifat lahiriah, kita kehilangan kasih-Nya,” kata Pdt. Sealthiel.
“Mereka yang mengenal Allah, hidup berdasarkan hukum kasih yakni mengasihi Allah dan sesama. Kalau kita sungguh hidup di dalam Allah, Allah berkenan akan kehidupan kita. Mari menjadi orang yang mengasihi Allah, sehingga kita dikenal oleh Allah.”
“Secara teoritis kita mengenal Allah melalui membaca Alkitab, mengikuti katekisasi, mendengar khotbah, dstnya. Tapi benarkah kita sudah mengenal Dia? Pengenalan akan Allah terjadi, ketika kita percaya dan menerima Kristus dalam hidup kita (baca: Yohanes 1:12 ). Mereka yang menerima Kristus, pasti mengenal Allah dan Allah mengenal mereka (baca: Galatia 2:20)”
Orang yang percaya kepada Yesus, mengenal Allah. Karena Allah dikenal melalui Yesus (baca: Yohanes 1:18). Orang yang mengasihi Allah dikenal oleh Allah. Mereka adalah orang-orang yang hidup menurut “hukum kasih”. Mengenal Allah, berarti mengasihi Allah. Mereka adalah orang-orang yang berkenan kepada Allah.
Catatan Arcus Media Network mengutip gotquestions.org, langkah pertama dalam mengenal Allah dengan lebih baik adalah mengenal Yesus Kristus, yang telah diutus oleh Allah (Yohanes 6:38).
“Ketika kita dilahirkan baru oleh kuasa Roh Kudus, kita dapat mulai mengenal Allah, karakter-Nya, dan kehendak-Nya. “Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (1 Korintus 2:10).”
Kebalikannya, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah…dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani” (1 Korintus 2:14). Ada perbedaan di antara manusia “duniawi” dengan manusia “rohani.”
Roma 10:17 mengajar, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus.” Sudah mutlak kita harus mempelajari Alkitab, Firman Allah, demi mengenal Allah dengan lebih dalam.
“Kita harus seperti, “bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan” (1 Petrus 2:2-3). Firman Allah seharusnya menjadi “kegemaran” kita (Mazmur 119:16, 24).”
Mereka yang sedang belajar mengenal Allah jugalah yang menaati perintah supaya dipenuhi oleh Roh Kudus. /fsp