MEDAN, Arcus GPIB – Menata keekonomian warga jemaat GPIB menjadi fokusnya. Ia adalah Pendeta Poly Hengkesa, Pendeta GPIB yang cukup dikenal karena manuver-manuvernya untuk sejahterakan jemaat melalui cara bertani dan budi daya lainnya.
Firman Tuhan Yeremia 29:7 manjadi pacuannya dalam melakukan sesuatu bagi jemaatnya. Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
Dalam giat layannya, Pendeta Poly mengutip Yakobus 4:13-14 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”,sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
Menurutnya, dua kutipan ayat dalam Alkitab yang mendasari pemikiran pengembangan diakonia transformatif.
Pemberdayaan ekonomi harus benar-benar diwujudkan di jemaat. Gerak langkah pendeta selaku orang yang dipercayakan Tuhan di jemaat harus berperan untuk mewujudkan damai sejahtera bagi warganya tanpa ada ketakutan.
“Ada ketakutan apakah untung atau rugi jika gereja bergerak dalam pemberdayaan ekonomi umat, bahkan memiliki badan usaha,” kata Pendeta Poly.
Penciptaan hari pertama hingga kelima Tuhan Allah menciptakan alam semesta dan makhluk hidup, selanjutnya manusia diciptakan dan diberi tugas untuk mengelola sumber daya alam tersebut.
“Dari Abraham hingga Musa, umat Israel harus ada di tanah Kanaan yang berlimpah sumber daya alamnya. Belanda hadir di Indonesia karena melihat sumber daya alam yang kita miliki,” tutur Pendeta Poly saat berbicara di Forum Persidangan Sinode Tahunan 2023 di Medan.
Ia berharap gereja harus bangkit memfasilitasi warganya dalam rangka perbaikan ekonomi warganya. “Mengapa kita gereja tidak dapat memfasilitasi umat untuk mengolah sumber daya alam dengan baik?” kata Pendeta Poly mempertanyakan, sementara alam sekitar mampu mendukung kebutuhan pelayanan di gereja.
Ia mencontohkan soal peternak lebah madu dan peternak sarang burung walet.
Menurutnya, tanpa disadari bahwa kedua peternak tersebut hanya menyediakan wadah atau rumah untuk lebah madu dan Walet bersarang.
Lebah madu dan Walet setiap hari pergi mencari makan dan pada saatnya peternak walet dan lebah madu akan memanen sarang walet dan madu yang tidak jarang menghancurkan dan membunuh anak-anak lebah madu dan Walet bahkan sampai pada telur mereka. /fsp