JAKARTA, Arcus GPIB – Hari kedua perhelatan akbar Asian Churh and Ecumenical Leaders’ Conference (ACELC) di Hotel Millenium Jakarta Selasa (02 Mei 2023) terus menyemangati pesertanya dengan materi-materi menarik.
Materi Pendeta Dr Asigor Sitanggang, Ketua Program Doktor STFT dari Sinode Gereja Bethel Indonesia memberi banyak masukan bagi pesertanya yang hadir memenuhi areal konferesi gereja-gereja anggota CCA tingkat Asia.
Dr Asigor dalam kesempatan itu menyoroti hal kerusakan lingkungan yang pelakunya adalah orang-orang Gereja. Karenanya ia mengajak untuk ikut memelihara alam sembari mendorong GPIB untuk merespons posisif kerusakan lingkungan yang ada.
Sehari sebelumnya ada imbauan humanis disampaikan seorang hamba Tuhan di forum Asian Churh and Ecumenical Leaders’ Conference (ACELC) di Hotel Millenium Jakarta Selasa (02 Mei 2023) untuk peduki pada kemiskinan yang terjadi.
“Marilah kita memperhatikan orang miskin, di mana kita menemukan dan melihat Yesus, yang menemani kita menjadi seperti kita,” kata Dr. Theodosius Malankara Mar Thoma dari gereja Siria India mengutip Firman Tuhan dari 2 Korintus 8: 9.
Menurutnya, kesibukan terkadang kesibukan dan hanya fokus kepada diri sendiri membuat seseorang menjadi lupa dengan keadaan sekitar.
“Sahabat terkasih dalam Kristus, adakah tempat di hati kita bagi mereka yang hidup di tengah kita sebagai orang yang rentan? Atau apakah kita terlalu sibuk hanya memperhatikan diri kita sendiri,” tandasnya.
Karenanya, Theodosius mengajak untuk memahami realitas yang ada dan melakukan identifikasi mereka yang perlu ditolong sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
“Marilah kita merasa tertantang untuk merawat mereka, memahami realitas mereka. Janganlah kita puas, seperti orang-orang yang berjalan dengan ketidakpedulian, untuk memenuhi kewajiban demi itu, sementara gagal mengenali misi sejati Allah,” katanya.
Dikatakan, sesama yang perlu mendapat perhatian terutama yang hancur yang mengalami luka-luka mengajaknya untuk bertemu dengan Tuhan yang telah bangkit. Ini adalah saat mengingat kata-kata Yesus, “Pergi dan lakukan hal yang sama.”
Menurutnya, dalam banyak konteks, kemiskinan merupakan alasan yang mengancam perdamaian dan kehidupan yang harmonis.
“Ketika kemiskinan terus menghantui orang, mereka tidak mendapatkan semua kebutuhan dasar dalam hidup kita; karenanya mereka menghadapi penyangkalan martabat kemanusiaan mereka. Asia bukanlah pengecualian untuk tren semacam itu,” imbuh Theodosius. /fsp