JAKARTA, Arcus GPIB – Marilah, dengan sikap rendah hati, berserulah kepada Allah, berbalik dan bertobat serta hidup dalam kesetiaan kepada-Nya. Kita akan merasakan dan memperoleh pemulihan serta janji kemurahan-Nya. Allah tidak pernah lalai akan janji-Nya.
Demikian renungan malam Sabda Bina umat (SBU) GPIB Rabu (8/6) mengangkat tema: “Berserulah Kepada Tuhan” mengurai teks Firman Tuhan Yoel 2: 28 – 32.
Setiap orang yang berseru kepada-Nya dan bertobat akan diselamatkan, dipulihkan serta diberikan karunia dan dapat melihat, merasakan bahkan melakukan mukjizat.
FirmanNya, “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3:9).
Peristiwa Pentakosta itu diakui oleh segenap orang percaya di seluruh dunia sebagai permulaan zaman gereja. Dalam nubuatannya, Allah menyiapkan dua panggilan bagi umat Israel yaitu pertobatan dan janji tentang kemurahan serta berkat Allah jika umat bertobat dan berbalik kepada-Nya.
“Kita pun menerima dua panggilan seperti yang dinubuatkan nabi Yoel yaitu pertobatan dan janji tentang kemurahan Allah. Kita harus berbalik dari cara hidup yang berdosa kepada pengampunan dan penerimaan Allah, dari hidup yang tidak berkenan kepada-Nya kepada kasih dan kebaikan-Nya.”
Situs gotquestions.org menyatakan, pertobatan bukanlah hasil perbuatan menusia demi mendapatkan keselamatan. Tidak seorang pun dapat bertobat dan datang kepada Allah, kecuali Allah sendiri yang menarik orang tersebut.
Kisah Para Rasul 5:31 dan 11:18 mengindikasikan bahwa pertobatan adalah pemberian Allah – yang dimungkinkan semata-mata karena anugerahNya. Tidak ada seorang pun yang dapat bertobat kecuali kalau Allah menganugerahkan pertobatan.
Segala sesuatu yang bersangkutan dengan keselamatan, termasuk pertobatan dan iman, itu hasil karya Allah dalam menarik kita, membuka mata kita, dan mengubah hati kita. Panjang sabar Allah menuntun kita kepada pertobatan (2 Petrus 3:9), demikian pula kebaikanNya (Roma 2:4).
Sekalipun pertobatan bukan perbuatan yang menghasilkan keselamatan, pertobatan yang berujung pada keselamatan pasti menghasilkan satu perbuatan. Tidak mungkin mengubah pikiran Saudara mengenai Kristus tanpa diikuti perubahan perilaku.
Dalam Alkitab, pertobatan menghasilkan perubahan tingkah laku. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis berseru agar orang-orang “menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan” (Matius 3:8). Seseorang yang benar-benar telah bertobat, dari yang tadinya menolak Kristus menjadi beriman kepada Kristus, akan terlihat melalui hidupnya yang berubah (2 Korintus 5:17, Galatia 5:19-23, Yakobus 2:14-26).
Pertobatan, jika didefinisikan secara tepat, itu perlu untuk keselamatan. Pertobatan yang alkitabiah adalah mengubah pikiran Saudara mengenai Yesus Kristus dan berbalik kepada Allah dalam iman untuk keselamatan (Kisah 3:19).
Berbalik dari dosa bukanlah definisi dari pertobatan, melainkan salah satu hasil pertobatan yang sejati, yang berlandaskan iman yang menuntun kepada Tuhan Yesus Kristus. /fsp