JAKARTA, Arcus GPIB – “Yuk, tetap menjadi pribadi yang homo sapien dalam kehidupan persekutuan, menjadi homo digitalis yang bijak dan bukan brutalis supaya individualisme dan egoisme tidak merasuki dan merusak kesatuan tubuh Kristus.”
Demikian ajakan dalam renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) Jumat (01/03/2023) menguarai Firman Tuhan dari 1 Korintus 12 : 12 – 20 mengangkt tema: “Menjadi Manusia Bijak, Digitalis atau Brutalis”.
Di dunia digital, manusia bijak (homo sapiens) berdampingan dengan manusia jari (homo digitalis) dan homo digitalis dapat berubah menjelma menjadi manusia brutal (homo brutalis).
Sekarang ini, menyendiri dan berkerumun sulit dibedakan karena ketika berkerumun, seseorang bisa berceloteh dalam gawai yang digenggamnya. Secara riil, seseorang sedang sendirian di dalam kamar namun sesungguhnya ia sedang berada dalam kerumunan di dunia maya.
Kecanggihan gawai membuatnya tidak cepat menyadari dirinya bisa menjadi manusia brutalis lewat pesan-pesannya.
Paulus menggambarkan kesatuan hidup jemaat dengan analogi tubuh. Jemaat bukan seperti tubuh melainkan jemaat adalah tubuh Kristus. Dalam gambar tubuh Kristus, orang Kristen bukan hanya sebagai anggota melainkan menjadi bagian dari anggota tubuh. Jemaat bukaniah sekumpulan orang yang memiliki pikiran sama, atau semacam kelompok keagamaan dan setiap orang dapat memutuskan untuk bergabung atau keluar dari komunitas.
Jemaat adalah ciptaan Allah dalam satu Roh yang memiliki berbagai karunia untuk melayani dan tidak ada satu anggota pun yang tidak termasuk tubuh. Ketika individualisme merasuki anggota tubuh, kesatuan tubuh itu akan terganggu.
“Tidak ada satu pun dari kita yang dapat memilih pada posisi anggota tubuh yang mana. Allah telah menentukan dan sebagai bagian dari anggota tubuh kita dipanggil untuk menjaga kesatuan tubuh itu. Menjadi manusia bijak berarti memfungsikan dirinya sebagai bagian tubuh yang terus memperkuat kesatuan dalam Indup berjemaat.” /fsp