JAKARTA, Arcus GPIB – Mewujudkan gereja ramah anak, Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) memberikan pelayanan terbaiknya yang bersifat menyeluruh kepada anak. Untuk itu, telah dilaksanakan Deklarasi Gereja Ramah Anak-Literasi Digital (GRA-LD) Sabtu 16 September 2023 di GPIB Jemaat Paulus, Jakarta Pusat.

Ketua III Majelis Sinode Pdt. Maureen Rumeser-Thomas, M.Th dan Sekretaris Umum Pdt. Elly Pitoy De Bell, S.th menyerahkan Tanda Kasih kepada Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung.
“GPIB yang memiliki 343 jemaat dan 200 lebih Pos Pelayanan yang tersebar di 26 propinsi wilayah Republik Indonesia, memiliki fungsi stratejik untuk menggiatkan pelayanan yang memerhatikan kebutuhan anak sesuai masa tumbuh kembangnya,” demikian siaran pers Panitia GRA-LD.
Disampaikan, kegiatan GRA-LD untuk menunjang program pemerintah Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA) dan Indonesia Layak Anak (IDOLA) pada tahun 2030.

Tim Angklung Anak-anak GPIB Zebaoth Bogor mendapat kehormatan memainkan angklung dalam penyambutan tamu.
Deklarasi GRA-LD GPIB dihadiri secara online oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, SE., M.Si., Plt. Deputy Menteri PPA Bidang Pemenuhan Hak Anak, Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd., Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty, S.Th., Walikota Jakarta Pusat diwakili oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat – Ahmad Juhandi. dan pimpinan Lembaga/Yayasan yang peduli pada anak.

Ketua Umum Majelis Sinode Pdt. Drs. Paulus Kariso Rumambi M.Si menyampaikan sambutan,
Dalam sambutannya Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Drs. Paulus Kariso Rumambi, M.Si. menegaskan bahwa seluruh jajaran pimpinan GPIB yang terdiri atas para Pendeta, Majelis Jemaat, seluruh Pengurus Unit-Unit Misioner GPIB termasuk kakak pelayan Pelkat Pelayanan Anak dan Persekutuan Teruna serta keluarga GPIB bersepakat untuk berperilaku Gereja Ramah Anak dan mewujudkan kebijakan Gereja Aman Bagi Anak termasuk penerapan Literasi Digital yang tepat guna.
Hal yang membedakan penerapan Gereja Ramah Anak di GPIB dengan gereja-gereja lainnya adalah GPIB menggandeng Literasi Digital dalam upaya mengedukasi warga jemaat GPIB termasuk anak-anak yang sangat erat berhubungan dengan digitalisasi.

Anak-anak GPIB Martin Luther di Acara Gereja Ramah Anak, sesaat sebelum pentas.
Harus Disosialisasikan
Ketua III Majelis Sinode GPIB, Pendeta Maureen Suzanne Rumeser-Thomas, M.Th mengatakan teknologi dan digitalisasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia zaman modern ini termasuk anak-anak, sehingga penerapan Literasi Digital harus disosialisasikan dan dikawal baik, dalam kehidupan keluarga, bergereja maupun bermasyarakat.
Kegiatan Deklarasi ini dimeriahkan oleh penampilan anak-anak dari 5 jemaat percontohan GRA-LD GPIB yaitu permainan Angklung dari GPIB Zebaoth-Bogor, Paduan Suara Anak dari GPIB Paulus-Jakarta Pusat, Ensemble musik dari GPIB Martin Luther-Jakarta Timur, Tarian Maengket dari GPIB Agape-Cibubur dan Gerak-Lagu Mars Gereja Ramah Anak-Literasi Digital dari GPIB Sumber Kasih-Jakarta Selatan.

Anak-anak GPIB dengan berbagai kostum etnik tampil meyakinkan mengisi jalannya acara Deklarasi Ramah Anak.
Dalam kesempatan itu, juga ditayangkan Video Suara Anak oleh 10 anak dari berbagai jemaat mewakili anak-anak GPIB. Acara yang jarang terjadi adalah Bincang-Bincang Bintang yang merupakan dialog langsung Menteri PPPA dengan 5 anak dari GPIB Banda Aceh, GPIB Sion Nunukan-Kalimantan Utara, GPIB Immanuel-Mataram, GPIB Immanuel Jakarta-Pusat dan GPIB Kelapa Gading-Jakarta Utara.
Dalam kegiatan Deklarasi ini juga diserahkan Buku Panduan Umum GRA-LD versi 2 oleh Ketua Kelompok Kerja (Pokja) GRA-LD GPIB – Penatua Dra. Louna Ticoalu, M.M., Psikolog. kepada perwakilan 25 Musyawarah Pelayanan (Mupel) GPIB diwakili oleh Mupel Banten yaitu Ketua Badan Pelaksana Mupel Banten – Pendeta Daniel Lumentut, S.Th.

Pdt. Margie Ririhena De Wanna, D.Th bercerita, menguatkan dan memberi semangat: Anak-anak antusias.
Implementasi GRA-LD GPIB dilaksanakan oleh Pokja yang anggotanya terdiri dari berbagai profesi dan bidang keilmuan guna mendukung pendekatan secara holistik. Implementasi secara bertahap di 5 jemaat percontohan mulai Bulan Juni 2023 , kemudian 25 jemaat mewakili 25 Mupel mulai Bulan Oktober 2023 dan dilanjutkan di 345 jemaat pada Bulan Maret 2024.
Hal ini dilaksanakan secara bertahap agar Gereja Ramah Anak-Literasi Digital dapat terinternalisasi utuh sebagai bagian penatalayanan GPIB dan menjadi pola serta gaya hidup warga jemaat GPIB yang peduli dan melindungi anak. ***

Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung bersama seorang anak peserta Deklarasi Ramah Anak: Bangga dengan Anak-anak GPIB.
Pdt. Nyoman Jepun diantara pembawa acara melaporkan perihal penyelenggaraan acara Gereja Ramah Anak.
***