BOGOR, Arcus GPIB – Hamba-Nya, Pendeta Elizabeth Martha Manuhutu dipanggil Tuhan, Senin, 07 Oktober 2024 yang memisahkan kita semua dengannya untuk selamanya.
Peristiwa kematiannya cukup mengagetkan, khususnya warga GPIB Zebaoth Bogor, dimana ia terdaftar sebagai warga jemaat di Sektor 9 dan masyarakat GPIB pada umumnya.

Paduan Suara Hitihiti Halahala menaikkan pujian. /Foto: Etha, Zebaoth
Arak-arakan ibadah pun merangkai kepergiannya, dari beberapa kali ibadah penghiburan lalu ibadah pelepasan oleh Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus K. Rumambi dan ibadah pemakaman oleh Ketua Majelias Jemaat GPIB Immanuel Depok Pendeta Benyamin Syauta di TPU Cipaku Lama Bogor, Rabu 09/10/2024.
Pendeta Elizabeth Martha Manuhutu wafat dalam usia 69 tahun merupakan alumni STT Intim Makassar (Program Sarjana Muda) dan alumni Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (Program S1). Tak ayal, dalam ibadah pelepasan di GPIB Zebaoth Bogor alumni kedua kampus tersebut hadir menaikkan pujian.

Suasana pemakaman di TPU Cipaku Lama Bogor
Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pendeta Paulus K. Rumambi dalam khotbahnya mengangkat dari 1 Kor 15: 55-58 mengatakan, kematian itu adalah bagian dari kehidupan dan semua akan mengalami.
”Semua orang pada akhirnya akan mengalami kematian. Kematian menjadi bagian dari kehidupan karena kematian adalah penutup dari kehidupan manusia. Sama dengan kelahiran yang merupakan pembukaan atas kehidupan kita,” kata Pendeta Rumambi.
Memang, katanya, kematian membuat siapapun merasakan kesedihan, dikarenakan ada perpisahan secara fisik. Namun, dari peristiwa kematian ada rencana indah Tuhan.

Sekretaris Umum MS GPIB Pdt. Elly D. Pitoy De Bell saat menyampaikan sambutan.
”Sebenarnya maksud Tuhan dalam peristiwa kematian itu boleh dibilang jauh lebih indah, jauh lebih baik maksud dan tujuan Tuhan melalui peristiwa kematian, sebab melalui peristiwa kematian saudara kita yang kekasih ini Tuhan telah menyediakan baginya tempat yang jauh lebih baik,” tandas Pendeta Rumambi.
Dikatakan, Almarhumah kini telah bersama-sama dengan Tuhan. Melalui peristiwa kematian Tuhan melepaskannya dari bebrbagai macam penderitaan di dunia ini. Ketua Majelis Jemaat GPIB Zebaoth Bogor Pendeta Margie Ririhena De Wanna dalam ibadah pelepasan membacakan biodata Almarhumah Pendeta Elizabeth Martha Manuhutu.
Sekretaris Umum Pendeta Elly Pitoy De Bell saat menyampaikan sambutannya mengatakan, almarhumah adalah sosok yang baik dengan khas senyum dalam keseharian.
”Beliau adalah pendeta yang senyumnya terus ada ketika berjumpa dengan siapa pun,” tutur Pendeta Elly seraya menyatakan bangga karena ada penerus yakni Pendeta Selin melayani di GPIB.
”Mengajak Pendeta Selin untuk Melanjutkan pelayanan di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Bahagia keluarga besar Manuhutu Tamaela dapat melihat Pendeta Els sebagai Role Model,” ujarnya.
Pendeta Elly juga menyatakan syukurnya terhadap apa yang telah dicapai Pendeta Elizabeth dengan panggilan akrab Els itu karena telah sampai pada raihan sebagai pendeta Emeritus.
”Jadi mari kita juga belajar dalam humblenya pendeta Els dan memberi diri untuk Tuhan menjumpai siapapun. Tuhan menguatkan keluarga dan memberikan sukacita untuk terus melanjutkan hari esok dan seterusnya,” imbuh Pendeta Elly.
Lagu ”Gandonge” etnik Maluku khusus melepas kepergian Pendeta Els untuk selamanya yang dinyanyikan Paduan Suara Hitihiti Halahala Zebaoth Bogor. Ia dimakamkan di TPU Cipaku Lama Bogor. Tangis duka menghantarkannya ke pembaringan akhir untuk selamanya. /fsp