JAKARTA, Arcus GPIB –Dirancang dengan memperhatikan kenyamanan beribadah. Walau belum selesai 100 persen, gedung gereja berlantai 5 ini sudah menampakkan kemegahan yang peduli pada keindahan dan kenyamanan beribadah.
Seseorang berkata saat akan masuk untuk mengikuti ibadah di GPIB Petra DKI Jakarta bahwa: GPIB Petra adalah gereja kedua yang ia masuki yang nyaman dan memiliki lift, yang satunya GPIB Immanuel Gambir Jakarta.
Menurut lelaki itu, GPIB Immanuel Jakarta sarat dengan sentuhan klasik sebagaimana gereja pada zaman dulu. Sementara GPIB Petra Jakarta dibangun dengan sentuhan modern, nyaman dengan berbagai fasilitas yang memang dibutuhkan dari pendingan ruangan hingga lift.
Ketua Panitia Pembangunan GPIB Petra Jakarta, Cornelis Kale Ludji mengatakan, pembangunan gedung dibangun dengan konsep penataan yang sangat memperhatikan kenyamanan dalam peribadatan termasuk bagaimana memfasilitasi lansia dan ibu-ibu dengan anak menyusui.
Penggunaan lift dipastikan agar lansia bisa melaksananakan ibadah di lantai 4 gereja. Tidak hanya itu, kata Kale Ludji, pihaknya juga menata bangunan sehingga semua unit misioner seperti Pelkat-pelkat bisa melaksanakan kegiatan dengan baik. Dan hasilnya semua Pelkat-pelkat memiliki sarana untuk kegiatan dan ibadah.
“Semua Pelkat terfasilitasi dengan ruang-ruang yang ada,” kata Kale Ludji yang juga aktif di Departemen PEG Majelis Sinode GPIB ini. Menjawab pertanyaan soal pendanaan, Kale Ludji mengatakan, pendanaan dari warga jemaat, pencarian dana dan dari donatur.
Mengenai soundsystem dan sistem IT dipastikan semua terpenuhi dengan baik. Jemaat saat beribadah walau tidak berada di ruang utama bisa melakukan monitoring melalui monitor yang disediakan di ruang ibadah lainnya.
Sebagaimana dicanangkan gereja yang masuk dalam wilayah pelayanan Mupel Jakarta Utara ini mengikuti perubahan zaman berkaitan dengan kebutuhan akan informasi digital yang diperlukan dalam penyebaran pewartaan dan bergereja.
GPIB Petra Jakarta menerbitkan e-Warta Jemaat. Aplikasi digital yang sangat diperlukan warga jemaat Petra Jakarta sebagai jembatan Informasi agenda kegiatan gereja GPIB Jemaat Petra Jakarta. Aplikasi dikemas secara mobile, untuk memudahkan warga jemaat mengetahui Informasi terbaru Gereja.
Sejarah Petra Jakarta
Sebagaimana diketahui GPIB Petra Jakarta dibangun menggantikan gedung lama. Pembangunan gedung baru GPIB Petra dimulai pada 4 Februari 2016. Traktor meratakan gedung gereja lama di Jampea, Koja untuk memulai pembangunan. Catatan Arcus GPIB, total biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan gedung ini Rp 18 miliar.
Cikal bakal GPIB Jemaat Petra, Priok Jakarta dari 60 kepala keluarga (KK) di tahun 1950-an. Data yang ada menyebutkan di tahun 1953-1955 jemaat ini dengan segala keprihatinan dilayani 4 penatua dan 4 diaken. Saat itu belum terbagi ke dalam sektor-sektor pelayanan.
Di Tahun 1959-1963 julah warga menjadi 200 KK dan dilayani 14 presbiter, terdiri dari 5 ranting pelayanan. Dan ditahun 1963-1970 menjadi 800 KK dan dilayani 32 penatua dan diaken, terbagi dalam 8 ranting pelayanan yang kemudian disebut sektor pelayanan.
Tahun 1970-1974 jumlah KK yang telah menacapai 1000 KK melembagakan Bajemnya, Sektor 1 – 3 sebagai GPIB Jemaat Eirene, jumlah warganya sekitar 300 KK dilayani 16 penatua dan 15 diaken. Warga jemaat terdiri dari Pelaut, Karyawan kantor pelabuhan, Ekspedisi, Kepabeanan, Polisi, Tentara dan lain-lain. /fsp