JAKARTA, Arcus GPIB – Perayaan Hari Doa Sedunia (HDS) 2023 tahun ini dirayakan pada Jumat 5 Maret 2023 dengan materi yang telah disiapkan oleh Komisi HDS dari negara Taiwan. Namun Ibadah HDS juga dapat dilaksanakan pada hari Minggu bersama-sama dengan jemaat atau di hari lainnya.
Untuk itu Tata Ibadah HDS telah didistribusikan untuk digunakan dalam Perayaan HDS 2023 sebagai wujud kebersamaan dalam gerakan oikoumenis oleh Gereja-Gereja di Indonesia dengan Gereja-Gereja lain di dunia.
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyatakan, sebagai tanda solidaritas, mengajak semua pihak dengan kerelaan hati berbagi berkat Tuhan melalui pengumpulan persembahan HDS yang akan diperuntukkan bagi Program Kemanusiaan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Negara-Negara Anggota HDS yang akan dikirimkan melalui Komisi HDS Internasional, dan untuk pemberdayaan perempuan dan anak di Indonesia melalui PGI.
Kepala Biro Perempuan dan Anak PGI, Pdt. Sonnya M. Uniplaita mengatakan, doa adalah nafas hidup orang Kristen. Sebagaimana manusia tanpa nafas adalah mati, maka orang Kristen tanpa doa adalah sia-sia.
“Hal inilah yang perlu kita bangun dalam kehidupan anak. Bahwa berdoa merupakan kebutuhan mereka, bukan sekedar ritual kekristenan. Kita dapat mengajarkan anak bahwa doa adalah cara mereka merespon Firman Tuhan yang mereka dengar,” tutur Sonnya.
Dikatakan, doa adalah cara mereka berbincang dengan Tuhan. Tetapi perlu juga diajarkan bahwa berdoa bukanlah sekedar minta-minta, tapi berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, sebagaimana berbicara kepada sahabat.
Doa juga adalah cara anak bersolidaritas dengan sesamanya, karena di dalam doa, mereka juga terselip orang-orang yang membutuhkan/atau sementara berjuang dengan hidupnya.
Melalu perayaan HDS, yang liturginya disiapkan oleh anak-anak di Taiwan, dan dibawah sorotan tema “Aku telah Mendengar Imanmu”, anak-anak diajarkan untuk saling berempati terhadap anak-anak di seluruh dunia.
Lewat perayaan hari Doa Anak Sedunia ini, anak-anak diajarkan untuk berempati terhadap anak-anak di Taiwan yang sekalipun telah maju dan diperhatikan hak-hak mereka oleh Negara.
Biarlah mereka tetap bertumbuh dalam iman kepada Kristus, berempati juga terhadap anak-anak di sekitar lingkungan mereka, dan di Indonesia, yang masih hidup dalam tekanan, tantangan dan kemiskinan, juga anak-anak diingatkan untuk bersolidaritas dengan teman-teman mereka dalam doa.
Juga anak-anak diajarkan berempati terhadap mereka yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan, Biarlah Tuhan memulihkan hidup mereka. /fsp