JAKARTA, Arcus GPIB – Peduli kepada keselamatan jiwa dan bagaimana melakukan pengurangan terhadap risiko bencana dilakukan Crisis Center Sinodal untuk Mupel GPIB di Buperta, Cibubur 6 Oktober 2022 yang dibuka Ketua I Pdt. Marthen Leiwakabessy.
Pelatihan Dasar Training of Trainer (ToT), Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana ini diikuti 28 peserta, ini merupakan ToT Angkatan ke-2 Mupel GPIB Tahun 2022. Pelatihan diawali dengan ibadah oleh Pdt. Roberto Wagey, M.Th, Sekretaris I Majelis Sinode GPIB.
“Output dari ToT CC tsb yaitu adanya atau diaktifkannya CC Mupel serta Satgas Covid 19 mengingat pandemi belum berakhir walau sudah melandai,” kata Pengurus CC, Christ Wangkay. ToT CC terlaksana atas kerjasama antara Dept Pelkes, Dept PPSDI-PPK, Dept Germasa dan Dept Inforkom-Litbang.
Beberapa materi pelatihan disajikan dalam pelatihan yang banyak diarahkan oleh Karl Simatupang dan beberapa pelatih lainnya menyajikan antara lain “Pengantar Pertolongan di Permukaan Air” dan materi “Personal Flotation Device” (PFD) kemampuan apung serta materi “Akses dan Pertolongan” disajikan sebagai materi dasar.
Dalam hal Pertolongan di Permukaan Air, penolong haru memiliki kemampuan berenang, Medical First Responder, Pengendalian Boat dan Alat Bantu Pertolongan dan Teknik Pertolongan di Air.
Untuk Pencegahan terjadinya kecelakaan di permukaan air perlunya papan peringatan yang dipasang ditempat-tempat yang dianggap berisiko, memberi tanda di tempat-tempat yang berbahaya termasuk memberi tanda kedalaman, menyiapkan alat apung.
Saat melakukan pertolongan, penolong harus mengetahui apa yang harus dikerjakan pada kejadian keadaan darurat di air. Penggunaan Life Jacket harus diperhatikan, memperhatikan kondisi cuaca dan ramalan cuaca dan
Langkah – langkah yang harus dilakukan seorang penolong, kenali tanda – tanda orang akan tenggelam, penilaian langkah yang dibutuhkan dan kondisi lingkungan, periksa semua alat bantu pertolongan. Dalam bertindak, gunakan metode yang tepat, bawa Materi “Akses Dan Pertolongan” menjadi materi menarik dalam pelaltihan yang mengajarkan bagaimana pemasangan dan menggunakan Perahu Karet saat terjadi krisis.
Pelatihan juga menyajikan materi “Personal Flotation Device” (PFD), pengenalan alat apung yang meang dibutuhkan untuk melakukan pertolongan di lapangan saat terjadi krisis.
Disebutkan, ada 5 tipe alat apung diri yang biasa dipakai baik untuk penyelamatan ataupun pencegahan terhadap terjadinya risiko.
Lima tipe PFD yang telah mendapat pengakuan lembaga internasional (IMO), yaitu tipe I, II, III, IV dan V (Lihat Gambar) yang digunakan ketika berlayar dengan menggunakan kapal kecil. Ketika berada di kapal, hal pertama yang harus diketahui adalah di mana letak life jacket dan bagaimana cara mendapatkannya saat keadaan darurat terjadi.
Yang luar biasa dari Pelatihan Dasar Training of Trainer ini ada materi mengendalikan reptil ular berbisa.
Pada pelatihan tersebut, pelatih menampilkan ular Cobra yang tentunya kalau tidak berhati-hati bisa saja mengakibatkan kecelakaan baik kepada sang pawang maupun kepada peserta yang ikut dalam pelatihan tersebut.
Sat ular digelar di ruang pelatuhan di Buperta Cibubur, semua mata tertuju dan fokus kepada ular yang bergerak lincah dan siap mematuk siapa saja. /fsp