Home / GPIB Siana

Sabtu, 23 April 2022 - 14:32 WIB

Ibadah Ritual dan Ibadah Aktual Belum Tentu Selamat, Bagaimana Kelakuanmu?

JAKARTA, Arcus GPIB – Soal keselamatan diulas Pdt. Zeth Yunus Laritmas, M.Si. Menurutnya, untuk masuk surga tidak cukup hanya pada kerajinan melaksanakan hal-hal gerejawi, ibadah minggu, tertib memberi persepuluhan dan lain-lain.

“Kalau kita rajin beribadah, berdoa, membaca Firman Tuhan, rajin ke gereja, tertib kasih persepuluhan, saya katakan belum tentu. Kalau anda hanya menekankan ibadah ritual,” ungkap Ketua Majelis Jemaat GPIB Bukit Benuas, Balikpapan ini.

Menurutnya, kalau ibadah ritual hanya di gereja, bertemu dengan Tuhan di gereja dan mengatakan pasti selamat, belum tentu. Itu baru level percaya. Belum sampai pada mempercayakan hidupmu untuk Tuhan.

“Kalau level percaya, iblis juga percaya, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat,” tandas Pdt. Z. Yunus Laritmas ini. Untuk selamat, katanya, juga harus menggantungkan hidup kepada Tuhan.

Menggantungkan hidup kepada Tuhan adalah dengan melaksanakan ibadah aktual. Ibadah aktual itu adalah soal kehidupan sehari-hari. Bagaiamana kelakuanmu di rumah, bagaimana kelakuanmu di kantor, bagaimana kelakuannya waktu engkau bergaul. Artinya, kedua ibadah baik ritual dan aktual harus berjalan seiring.

“Kalau bertentangan ibadah ritual dan ibadah aktual ini menjadi pertanyaan. Sebenarnya Tuhan yang mana yang engkau percayai,” kata Pdt. Yunus Laritmas mempertanyakan.

Catatan arcusgpib.com mengutip bible.org/ menyebutkan bahwa Keselamatan itu diperoleh bukan melalui hasil pekerjaan atau usaha kita, Rm 4:1-7, Ef 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Baca juga  GPIB Terus Merespon, Sekum Pdt. Elly Pitoy: Digitalisasi Seperti Air Menetes

Pada Titus 3: 5-7 menyebutkan, ….Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita
.
Keselamatan adalah pemberian Allah yang diperoleh hanya melalui pribadi dan karya Kristus. 1 Yohanes 5:5-12 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?

Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.

Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.

Baca juga  Pnt. Liertji Rendakasiang Wafat, Ketum Pdt. Rumambi: FMS Membutuhkannya

Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Kisah 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Filipi 3:8-9 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

John Calvin memperingatkan akan bahayanya memandang kepada diri kita sendiri, yaitu kepada perbuatan-perbuatan kita bahkan kepada buah Roh untuk mendapatkan kepastian keselamatan kita.

Memandang kepada diri sendiri hanya akan membawa keraguan dan akan mengalihkan fokus perhatian kita dari karya penyelamatan yang telah dikerjakan Kristus bagi kita. Karena itu Calvin tak setuju dengan ajakan untuk menyelidiki diri sendiri dan menganggapnya sebagai dogma yang berbahaya. /fsp

Share :

Baca Juga

GPIB Siana

Jangan Bangga Menjadi Pendeta, Penatua dan Diaken, Jadilah Seperti Orang Samaria

GPIB Siana

Ayo Move On, Pdt. Alexius Letlora: Orang Lain Sudah Sampai Bulan, Kita Masih….

GPIB Siana

Kerja Sama MS GPIB – PT Daud Artha Prakarsa Pasarkan Motor Listrik Kredit Ringan

GPIB Siana

Politik Identitas Menguat, Pdt. Margie: Rawat Keragaman, Pdt. Desti: Jangan Jadi Ember Bocor

GPIB Siana

Panitia Pelaksana Konven Pendeta dan PST 2023 Diterima Kapolda Sumut

GPIB Siana

Sentuhan Etnik Di ”Nusantara Bermazmur” GPIB Jurang Mangu

GPIB Siana

Dari Leaders Meeting Bali: Sebuah Harapan Besar GPIB Kedepan

GPIB Siana

Ibadah Syukur HUT RI ke-79, Peserta Test Vikaris Menaikkan Pujian