JAKARTA, Arcus GPIB – Soal keselamatan diulas Pdt. Zeth Yunus Laritmas, M.Si. Menurutnya, untuk masuk surga tidak cukup hanya pada kerajinan melaksanakan hal-hal gerejawi, ibadah minggu, tertib memberi persepuluhan dan lain-lain.
“Kalau kita rajin beribadah, berdoa, membaca Firman Tuhan, rajin ke gereja, tertib kasih persepuluhan, saya katakan belum tentu. Kalau anda hanya menekankan ibadah ritual,” ungkap Ketua Majelis Jemaat GPIB Bukit Benuas, Balikpapan ini.
Menurutnya, kalau ibadah ritual hanya di gereja, bertemu dengan Tuhan di gereja dan mengatakan pasti selamat, belum tentu. Itu baru level percaya. Belum sampai pada mempercayakan hidupmu untuk Tuhan.
“Kalau level percaya, iblis juga percaya, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat,” tandas Pdt. Z. Yunus Laritmas ini. Untuk selamat, katanya, juga harus menggantungkan hidup kepada Tuhan.
Menggantungkan hidup kepada Tuhan adalah dengan melaksanakan ibadah aktual. Ibadah aktual itu adalah soal kehidupan sehari-hari. Bagaiamana kelakuanmu di rumah, bagaimana kelakuanmu di kantor, bagaimana kelakuannya waktu engkau bergaul. Artinya, kedua ibadah baik ritual dan aktual harus berjalan seiring.
“Kalau bertentangan ibadah ritual dan ibadah aktual ini menjadi pertanyaan. Sebenarnya Tuhan yang mana yang engkau percayai,” kata Pdt. Yunus Laritmas mempertanyakan.
Catatan arcusgpib.com mengutip bible.org/ menyebutkan bahwa Keselamatan itu diperoleh bukan melalui hasil pekerjaan atau usaha kita, Rm 4:1-7, Ef 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Pada Titus 3: 5-7 menyebutkan, ….Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita
.
Keselamatan adalah pemberian Allah yang diperoleh hanya melalui pribadi dan karya Kristus. 1 Yohanes 5:5-12 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?
Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.
Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Kisah 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Filipi 3:8-9 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
John Calvin memperingatkan akan bahayanya memandang kepada diri kita sendiri, yaitu kepada perbuatan-perbuatan kita bahkan kepada buah Roh untuk mendapatkan kepastian keselamatan kita.
Memandang kepada diri sendiri hanya akan membawa keraguan dan akan mengalihkan fokus perhatian kita dari karya penyelamatan yang telah dikerjakan Kristus bagi kita. Karena itu Calvin tak setuju dengan ajakan untuk menyelidiki diri sendiri dan menganggapnya sebagai dogma yang berbahaya. /fsp