JAKARTA, Arcus GPIB – Kemeriahan HUT ke-79 Republik Indonesia sangat dirasakan dimana-mana. Perayaan mensyukuri kemerdekaan RI dilakukan dengan berbagai acara.
Ditataran kenegaraan, misalnya, dilakukan upacara di Ibukota Nusantara (IKN) di Kalimantan. Seremonial yang pertama kali memaknai kemerdekaan dilakukan di lokasi Istana Negara, IKN dengan segala kemolekannya.
Yang pasti dari upacara kenegaraan tersebut dihadiri pejabat-pejabat dari berbagai daerah yang memang diundang untuk menghadiri pesta Nasional kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sebagaimana dilansir situs resmi Presidenri.go.id, Presiden Joko Widodo yang bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam kesempatan tersebut mengenakan baju adat Kustim, Presiden Jokowi mengirimkan pesan penting tentang pentingnya melestarikan tradisi dan budaya Nusantara.
Pilihan busana ini menjadi simbol yang tepat dalam momen peringatan kemerdekaan, yang bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga perayaan akan kekayaan budaya dan sejarah bangsa.
G P I B
Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dalam merayakan HUT ke-79 RI juga melakukan dengan berbagai acara. Pada perayaan 17 Agustus 2024 dilakukan upacara menaikkan bendera Merah Putih dan Ibadah syukur di jemaat, seperti yang dilalukan GPIB Immanuel Jakarta.
Mengutip dari laman youtube GPIB Immanuel Jakarta, Ketua Mejelis Jemaat (KMJ) GPIB Immanuel Jakarta Pendeta Abraham Ruben Persang mengawali khotbahnya dengan menyapa jemaat: ”Merdeka” yang dibalas oleh jemaat juga dengan kata Merdeka.
Yang berbeda dari perayaan HUT ke-79 di GPIB Immanuel Jakarta adalah tampilnya sejumlah Peserta Test Vikaris menaikkan pujian dalam ibadah syukur HUT tersebut.
Sebagaimana diketahui, Majelis Sinode GPIB belum lama berselang melakukan penerimaan atau testing calon-calon vikaris untuk mengikuti berbagai persyaratan dan pembinaan.
Sementara di GPIB Zebaoth Bogor upacara dilakukan di halaman gereja dengan Inspektur Upacara KMJ setempat, Pendeta Margie Ririhena De Wanna.
Dalam renungannya di Ibadah Minggu 18 Agustus 2024 di Bajem Pura Tajur Halang Pendeta Margie mengatakan, merdeka itu bukan merdeka untuk berbuat dosa.
”Kita adalah orang-orang berdosa yang sudah dimerdekakan oleh Tuhan. Kemerdekaan dari dosa adalah anugerah Tuhan. Karena itu pesan firman: Jangan berbuat dosa lagi!” kata Pendeta Margie.
Menurutnya, ”kita yang dimerdekakan, sejatinya memerdekakan orang lain dan bukan menyakiti, mengekploitasi, menindas, membully, dll.”
”Setiap kita adalah manusia yang memiliki masa lalu dan masa kini yang hidup dalam keberdosaan, entah dosa dalam pikiran, perbuatan dan perkataan kita. Setiap hari kita cenderung terjebak di dalam dosa. Kita semua, tanpa kecuali membutuhkan belas kasihan Tuhan, karena itu tidak ada ruang untuk kesombongan.”
Dari Kalimantan dikabarkan bahwa mensyukuri HUT ke-79 tahun RI juga dilakukan ibadah syukur pada Minggu, 18 Agustus 2024 yang dilayani Pendeta Ronald Mauli Kabar Marbun yang menekankan pesan Firman Tuhan soal kemerdekaan.
Menurut Pendeta Ronald, kebenaranlah atau Yesuslah kebenaran yang memerdekakan seseorang atau siapapun.
”Untuk dapat merdeka, untuk dapat selamat maka kita harus ada dalam kebenaran. Kebenaran itu adalah Yesus, untuk dapat kebenaran itu kita dapat dari Firman-Nya,” tutur Pendeta Marbun.
/fsp/Foto: Repro, dari berbagai sumber.