JAKARTA, Arcus GPIB – Sebuah kegiatan akbar, menarik untuk disimak. Event dinamakan “Festival Toleransi” yang digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur Jakarta tangga 2 – 4 September 2024.
Acara digagas Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), sebuah komunitas yang diresmikan pada 12 Juli 2000 oleh Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid kala itu, berdiri dengan Visi “Masyarakat damai dan sejahtera dalam konteks kemajemukan agama dan kepercayaan di Indonesia” dan Misi “Membangun kesadaran budaya religiusitas yang sehat, saling menghormati dan bebas dari rasa saling curiga di antara seluruh elemen bangsa khusus komunitas dan lembaga antar-iman”.
Dipastikan bahwa event Festival Toleransi tersebut berkaitan dengan kehadiran orang nomor satu Vatikan, Paus Fransiskus akan melakukan lawatan pertamanya ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
Pada acara pembukaan dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A dan Ketua Umum ICRP Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed juga dihadiri beberapa Duta Besar untuk Indonesia.
Diantara hiruk pikuk pelaksanaan Festival Toleransi di Galeri Nasional Indonesia itu terlihat Sekretris Umum PGI, Pendeta Jacklevyn Fritz Manuputty, Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Jakarta Pendeta Abraham Ruben Persang dan Ketua Majelis Jemaat GPIB Paulus Jakarta Pendeta Johny Alexander Lontoh.
Peserta yang ambil bagian dalam acara tersebut antara lain Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jemaah Ahmadiyah Indonesia, Baha’i, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia dan beberapa komunitas aliran kepercayaan lainnya termasuk komunitas Lia Eden.
Informasi yang beredar, Paus Fransiskus diharapkan hadir di Festival Toleransi tersebut. Sebagaimana diketahui jadwal Paus Fransiskus di Indonesia selain bertemu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal dan memimpin misa di Gelora Bung Karno pada 5 September, Paus Fransiskus juga akan menegaskan Deklarasi Abu Dhabi 2019 tentang persaudaraan umat manusia.
Catatan Arcus GPIB mengutip Indotren.com, Paus Fransiskus merupakan pemimpin Gereja Katolik ke-266, dikenal dengan kesederhanaan, fokus pada isu keadilan sosial, dan dialog antaragama.
Kunjungan pemimpin tertinggi Gereja Katolik ke Indonesia adalah yang ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989. Kedatangan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang berhasil mengelola keberagaman dalam harmoni.
Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy dalam sambutannya mengatakan, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan kabar gembira, bukan hanya umat Katolik tapi seluruh umat beragama di Indonesia.
“Saya kira kita rakyat Indonesia seluruh umat beragama di Indonesia akan penuh sukacita menyambut kehadiran orang nomor satu Tahta Suci. Marilah kita upayakan terus menjalin semangat kebersamaan didalam keberagaman, kita ciptakan keberagaman kita bukan berupa serpihan yang berceceran tetapi sebuah nyanyian orkestrasi sehingga kebergaman akan tetap terpelihara di negara Kesatuan Reoublik Indonesia ini,” kata Muhadjir Effendy. /fsp