Home / Germasa

Rabu, 29 Desember 2021 - 11:50 WIB

KH Yahya Staquf Terpilih Ketua Umum PBNU, Pdt, Manuel E. Raitung Minta Mupel-mupel Bangun Kemitraan Religi

JAKARTA, Arcus GPIB – KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Muktamar ke-34 NU yang digelar di Lampung, Jumat (24/12/2021).

Sebagai organisasi keagamaan terbesar di negeri ini, harapannya NU dalam kebersamaan semakin mampu menata kehidupan beragama  mengatasi sikap-sikap intoleran dan bisa mengatasi perpecahan publik karena isu-isu agama.

“Majelis Sinode GPIB menyampaikan selamat atas terpilihnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya,” kata Ketua II Majelis Sinode GPIB, Pdt Manuel E. Raintung, S.Si, MM.

Proficiat Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini, tentunya lembaga NU membutuhkan tanggung jawab dan upaya yang besar pula, sehingga banyak yang memberikan harapan agar orientasi kebangsaan NU semakin lebih tegas dan nyata. Terutama dalam upaya mendamaikan perpecahan publik yang sering memakai isu agama.

Baca juga  Dari POK Germasa Angkatan I/2023: Memaksimalkan Peran Pendeta

“Sangat diharapkan di bawah kepemimpinan Gus Yahya ini, NU semakin kokoh dan teguh dalam mempertahankan Kebhinekaan, NKRI, UUD 1945 dan Pancasila. Saya juga meyakini, bahwa Gus Yahya akan memiliki dan menjaga pluralisme,” tutur Pdt. Raintung, terutama dalam keberpihakan kepada kelompok yang dianggap “minoritas”.

Ke depan, kata Pdt. Raintung, GPIB dapat menjalin kerjasama dengan kelembagaan NU, terutama melalui Mupel-Mupel GPIB yang dapat bersinergi dengan Pengurus Cabang NU di setiap wilayah, dan membangun relasi kemitraan religi dalam memperkokoh kebhinekaan dan keutuhan NKRI, dengan menginisiasi bangunan bina damai dilintasan teruna dan pemuda gereja.

Baca juga  Songsong Pesta Demokrasi 2024, Penanaman Nilai Moderasi Beragama Terus Digalakkan

Untuk itu, Pdt. Raintung yang juga Wakil Sekretaris FKUB DKI Jakarta meminta setiap BP Mupel dapat memulai berkunjung ke cabang-cabang NU, dengan memulai percakapan dan upaya berkolaborasi dalam membangun rumah bhineka dengan program bina damai dan bina rukun.

“Untuk tingkat Sinodal, saya kira Program GERMASA GPIB sudah harus mengupayakan program kerjasama seperti menginisiasi Sekolah Kebangsaan, berupa pendidikan kebangsaan dengan tujuan membangun soliditas kebangsaan dan membangun umat dalam berkebangsaan,” ujar Pdt. Raintung.

GPIB, katanya, sudah harus bisa merancang aktivitas kebhinekaan bersama Pengurus Besar NU dalam rangka upaya menjaga pluralisme dan menciptakan semangat kerukunan umat beragama serta membangun persaudaraan sejati. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

Rumambi Institute Diperkenalkan Di Minahasa, Agustus 2025 Grand Launching

Germasa

Menghadapi Pemilu 2024, Perlu Pendidikan Politik Bagi Warga Gereja

Germasa

Kasus Covid-19 Di Sembilan Provinsi Naik, Kemenag Minta Umat Disiplin Prokes

Germasa

Serius Jamin Keamanan, Polda Sumut Rakor Dengan Panitia PST 2023 Medan

Germasa

Wujudkan Gereja Hijau dalam Kehidupan Sehari-hari

Germasa

Sholat Ied Disekitaran Gereja Koinonia: Romantisme Kerukunan Beragama

Germasa

Manuver Elok Alumnus UIN Sunankalijaga Pdt Rully Haryanto, Dari Lele, Gusdurian Hingga Bamag

Germasa

Konferensi AICIS Minta Tafsir Ulang Fikih Hanya Islam, yang Lain Kafir