JAKARTA, Arcus GPIB – Sejumlah organisasi lintas agama dan kepercayaan yang tergabung dalam ‘Forum Peduli Indonesia Damai’ mendeklarasi agar Pemilu berjalan damai, sesuai prinsip jujur, adil, serta bermartabat. Deklarasi disampaikan di Grha Oikoumene, Jl Salemba Jakarta Pusat, Selasa (5/2).
Tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai, yaitu H. Marsudi Syuhud (Wakil Ketua umum MUI), Pdt. Gomar Gultom (Ketua Umum PGI), Romo Kardinal Ignatius Suharyo (Keuskupan Agung Jakarta), Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (Ketum PHDI), Dr. Philip K. Wijaya (Ketum Permabudhi), Xueshi Budi Tanuwibowo (Ketum Matakin), Engkus Ruswana (Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia), dan Sri Eko Sriyanto Galgendu (Pimpinan Spiritual Nusantara).
Marsudi Syuhud Waketum MUI menegaskan bahwa ujung deklarasi ini adalah pemilu berjalan damai. “Seruan inilah yang kami lakukan. Dan ini merupakan deklarasi ketiga dari pimpinan komunitas agama di Indonesia. Kita masing-masing punya umat dan menyampaikan kepada umat untuk tidak mempedulikan jika ada ajakan-ajakan dari elit yang ingin memecah. Kita semua tidak ingin pemilu chaos tapi berjalan damai. Jadi ujungnya adalah damai. Siapaun yang terpilih nantinya kita hormati, kalau masih tidak puas, maka ada jalur hukum dan kita menyerahkan ke jalur hukum dan masyarakat wajib memonitor, mengawasi dalam perjalanan pemilu sampai selesai.”
Menyinggung soal golput, Pdt.Gomar Gultom Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menjelaskan bahwa semua elemen warga harus ikut dalam pemilu. “Dari perspektif gereja, memilih itu bukan hanya kewajiban konstitusional tapi juga pernyataan iman, sesuai kitab Keluaran 18 ayat 21; …carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; jadi, sebagai warga negara harus ikut memilih dan tidak golput.”
Kardinal Ignatius Suharyo juga mengingatkan seruan ini dapat dibawa dalam mimbar-mimbar keumatan. “Kami sepakat sebagai pemimpin komunitas agama bahwa kami tidak berpihak pada siapa pun. Kami berdiri pada tantanan moral dan yang kami serukan adalah persatuan. Kalau nanti siapun yang terpilih dan diputuskan oleh lembaga berwenang harus kita terima dan itu yang kami sampaikan ke umat. Kalau di dalam gereja yang saya layani, besok akan kami sampaikan, mari kita gunakan hak pilih kita dan kedua memilih dengan cerdas dan dengan suara hati. Dan kalau sudah selesai kita terima dengan lapang dada.”
Jelang pemilu yang tinggal menghitung hari, Forum lintas agama menilai bahwa situasi saat ini rawan kepercayaan. Oleh sebab itu masyarakat dan tokoh-tokoh agama mengingatkan kontrol, dan pengawasan ketat menyeluruh dari semua pihak diperlukan.
Enam butir seruan tersebut, yaitu;
- Menggunakan Hak Pilih secara bertanggung jawab. Memilih YES! Golput NO!
- Menentukan pilihan dengan jiwa bebas merdeka sesuai Suara Hati Nurani sendiri. Abaikan semua rayuan, bujukan, bisikan, ajakan, tekanan dan atau ancaman. Ikuti Suara Hati Nurani YES! Bujukan dan Intimidasi NO!
- Ikut aktif menjaga dan mengawasi seluruh tahapan Pemilu agar berlangsung sesuai asas Luber Jurdil, sehingga Pemilu berlangsung Aman, Damai, dan Bermartabat. Pemilu Damai, Luber-Jurdil YES! Pemilu Curang NO!
- Tajamkan nalar dan suara hati. Jangan memilih mereka yang bertentangan dengan dan atau melanggar prinsip Luber dan Jurdil. Dukung calon yang bermartabat menjunjung prinsip Luber dan Jurdil. Pilih Yang bermartabat, YES! Yang tidak bermartabat, No!
- Jaga dan junjung tinggi persatuan di atas perbedaan pilihan. Persatuan Bangsa, YES! Perpecahan, NO!
- Ingatkan seluruh anggota keluarga, sanak-saudara, kawan dan sahabat bahwa pemilu adalah momen penting bagi masa depan bangsa dan negara kita. Maka gunakan hak kita dengan sebaik-baiknya secara merdeka tanpa perlu memusuhi mereka yang berbeda pilihan. Meski berbeda tetap saudara, YES! Indonesia Jaya, YES, YES, YES!/phil