JAKARTA, Arcus GPIB – Tim Crisis Center Sinodal GPIB terus melakukan monitoring pasca gempa di Cianjur. Tim CC terus melakukan pendataan dari kerusakan yang dialami hingga kebutuhan mendesak warga yang terdampak bencana.
Pengurus CC, Christ Wangkay kepada Frans S. Pong dari Arcus Media Network Selasa (22/11/2022) mengatakan, prioritas utama penanganan darurat, yaitu pencarian dan evakuasi korban, penanganan pengungsi serta perbaikan sarana vital dan pembersihan material yang menutup akses jalan.

Salah satu rumah warga yang rusak parah akibat gempa. Foto: BNPB
“Kebutuhan prioritas di lokasi terdampak gempa adalah bahan makanan dan air mineral,” kata Christ Wangkay mengutip data Call Center BPBD Jabar, BNPB dan JAKOMKRIS. Target masa tanggap darurat berlangsung selama satu minggu.
Data sementara yang berhasil dihimpun di Kabupaten Cianjur, korban meninggal dunia 62 jiwa, 92 orang luka-luka dan 5.405 warga mengungsi ke beberapa titik. Kerugian infrastruktur 3.257 unit rumah alami kerusakan.
Di Kabupaten Bandung satu orang alami luka sedang dan satu kepala keluarga / lima jiwa terdampak. Kemudian Kabupaten Sukabumi sebanyak 641 kepala keluarga terdampak, delapan diantaranya mengungsi, tercatat satu orang luka berat dan sembilan orang luka ringan. Dilaporlan 641 unit rumah alami kerusakan.
Kabupaten Bogor dilaporkan sebanyak 19 KK / 78 jiwa terdampak, empat diantaranya mengungsi dan dua orang alami luka ringan. Lima belas unit rumah alami rusak ringan dan lima unit rumah alami rusak sedang.
“CC Sinodal sudah mengikuti rapat kordinasi dengan Jakomkris (Jaringan Komunikasi Kristen) PGI yang fokus pada penanganan bencana dimana jemaat GKI dan GKP akan menjadi posko gereja-gereja diwilayah bencana.
Tim PGI sedang dalam tahap assessment untuk mendata kebutuhan masyarakat yang menjadi korban.
Disampaikan bahwa Mupel Jabar 1 sudah bersedia menjadi pusat info dan kordinasi untuk respon bencana dari GPIB. Tim relawan gabungan yang dikordinir CC Jabar 2 sudah siap terjun ke Cianjur pada tgl 23 Nov 2022.
Lebih jauh, Christ Wangkay melaporkan pemerintah cukup merespon bencana yang terjadi. Dipastikan rumah yang alami kerusakan akan dibangun kembali oleh pemerintah. BNPB malam ini mengadakan tenda pengungsi sebanyak 47 tenda untuk mendukung kebutuhan darurat warga terdampak.
Selain itu sudah disiapkan bantuan logisitik berupa sembako dan barang pemenuh kebutuhan utama senilai Rp500 juta. Sementara itu, respon CC Sinodal melakukan koordinasi dengan Mupel Jabar 1 termasuk membantu menyalurkan dana bantuan awal dari Majelis Sinode untuk tim relawan Rp 5 juta.
Catatan Arcus Media Network mengutip CNN Indonesia korban meninggal di Cianjur, Jawa Barat, mencapai 268 orang per pukul 17.00 WIB, Selasa (22/11). /fsp