JAKARTA, Arcus GPIB – Apakah Tuhan Mahakuasa? Semua tergantung apakah kita menerimanya atau tidak. Bagi orang yang tidak mau menerima bahwa Tuhan itu berkuasa, mukjizat pun akan dianggap hal biasa, teguran dianggap keteledoran manusiawi.
“Tapi bagi kita yang percaya bahwa Allah berkuasa, setetes hujan yang turun dari langit pun adalah kuasa Tuhan. Terlebih lagi kehadiran Allah dalam tubuh manusia. Sungguh tidak mungkin bagi manusia, tetapi mungkin bagi Allah,” demikian renungan malam SBU GPIB Jumat (22/12/2023).
Mengurai Firman Tuhan dari Lukas 1 : 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil, lanjut disampaikan, bagi Allah, semua yang tidak mungkin bagi manusia, menjadi sangat mungkin bagi Allah.
Elisabet yang mandul sampai masa tua, akhirnya bisa mengandung seorang anak. Maria yang belum menikah dan melakukan hubungan badan dengan laki-laki, bisa mengandung dan melahirkan seorang bayi yang berasal dari Roh. Semua itu adalah ketidakmungkinan di hadapan manusia.
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kemaha-kuasaanNya melampaui pikiran dan akal manusia. Yang penting dari kisah Maria ini adalah dia menerima kuasa Allah dan mengatakan: “Jadilah menuruk kehendak-Mu.” Dia dengan tulus menerima kuasa Tuhan, dan akhirnya bersyukur karena hal itu benar-benar terjadi.
Catatan Arcus GPIB mengutip Narwastu.id mengajak untuk percaya akan kuasa Allah yang Mahakuasa.
“Marilah kita percaya, percaya, dan percaya terus. Apapun tantangan kita ke depan, percayalah akan janjiNya, akan penyertaanNya, dan akan segala kemurahan dan kebaikanNya yang sudah Yesus sediakan bagi kita.”
Markus 11:23, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.”
Dalam ayat ini kata percaya hanya ditulis 1 kali, tetapi berkata ditulis sampai 2 kali, bahkan dalam terjemahan versi King James ditulis 3 kali. Artinya kita harus lebih banyak berkata sesuai dengan janji Firman Allah sebagai ungkapan dari apa yang kita percaya, karena apa yang banyak kita perkatakan itulah yang akan tinggal di hati dan pikiran kita.
“Kalau Firman Allah yang tinggal di hati dan pikiran kita, maka Dia akan memberikan baik kemauan maupun pekerjaan (Filipi 2:13), serta berbuah dan menghasilkan apa saja yang tertulis di dalamNya (Yesaya 55:11). Itulah hal praktis yang dapat kita lakukan untuk bagaimana berjalan bersama Allah dan melewati segala yang mustahil menjadi mungkin bagi kita.” /fsp