CITEUREUP, Arcus GPIB – Retreat Katekisasi “Berdaya & Bersinergi” 6 Jemaat GPIB MUPEL Banten belum lama berselang di Kebun Wisata Pasir Multi, Bogor memberikan banyak masukan berarti bagi anak-anak muda gereja yang merupakan calon sidi baru.
Adapun keenam jemaat yang ikut dalam retreat katekisasi tersebut adalah GPIB Jurangmangu, GPIB Bahtera Iman, GPIB Ora et Labora, GPIB Kinasih, GPIB Obor Banten, dan GPIB Samaria.
Pesan-pesan Imani ditengah dunia digital bagi remaja-remaja gereja dalam hal ini Teruna-teruna peserta katekisasi sangat dibutuhkan. Semua akan menjadi bekal katekisan menapaki dunia dengan segala kegemerlapannya yang bisa saja membuat langkah iman mereka goyah bahkan jatuh.
Menurut Pendeta Nancy, seperti disiarkan “Hesed Entertainment” pada umumnya saat orang berselancar di medsos Instagram atau Googling hanya ingin mencari tahu tentang orang lain.
Ia mencontohkan, seseorang yang senang dengan seorang pembalap, pesepak bola, atau bintang film pasti akan mencari tahu sampai sedetil-detilnya mengenai sosok orang yang dikaguminya, bahkan sampai mencari tahu siapa pacarnya.
Kenapa? Doktor Antropologi UI ini mengatakan, itu karena perubahan zaman membuat orang senang mengetahui tentang orang lain dan merasa tahu tentang orang lain itu menjadi penting dan dianggap membanggakan.
Padahal, kata Pendeta Nancy, Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Jurangmangu Tengerang Selatan ini, mengenal diri sendiri itu jauh lebih penting.
“Mengenal diri sendiri untuk mengetahui kepribadian kita. Dengan mengenal diri sendiri kita tahu rencana kedepan seperti apa yang akan kita raih,” tandasnya.
Untuk seorang pemuda, kata dia, mereka akan berjumpa dengan banyak orang dengan banyak karakter sehingga dengan mengenal diri sendiri mereka akan tahu memposisikan dirinya seperti apa, tantangan-tantangan yang mereka hadapi seperti apa mereka tahu bagaimana mengatasi dan menyelesaikan karena mereka tahu siapa diri mereka.
Itu juga Akan menolong mereka ketika menghadapi hal-hal yang sifatnya pribadi, mereka bisa memutuskannya karena tahu siapa dia. Ketika orang lain mengatakan ini yang baik secara umum, tapi mereka berani mengatakan itu bukan untuk saya. Mengapa? Karena mereka tahu posisi mereka.
“Masukan saya untuk mereka yang akan sidi, sidi adalah sebuah bentuk kedewasaan iman. Sidi adalah kesempatan anak-anak menyatakan Kristus dengan lebih luar biasa. Jangan pernah menjual Kristus karena sesuatu yang dianggap menyenangkan, aktiflah dalam pelayanan,” imbuh Pendeta Nancy.
Dewasa Berdigital
Pendeta Lefiandi Kembuan, KMJ Obor Banten berharap para katekisan yang akan mengaku sidi dapat melaksanakan seluruh panggilan mereka ditengah kuatnya dunia digital.
“Kita berharap mereka semakin dewasa dalam mengambil sikap maupun dalam memanfaatkan perangkat digital dan bahkan hadir ditengah-tengah dunia digital ini,” kata Pendeta Lefiandi.
Harapan-harapan yang lain kiranya semua dapat bersinergi dalam membangun pelayanan dan kesaksian di Jemaat-jemaat GPIB Mupel Banten bahkan di seluruh wilayah GPIB bila perlu dalam seluruh dunia mayantara. /fsp