JAKARTA, Arcus GPIB – Semakin kita rajin menggali dan berlatih, semakin kita akan terkejut melihat begitu banyak kemampuan dan talenta yang dapat kita kembangkan.
Sebaliknya kalau motivasi sudah tidak ada, seberapapun banyaknya kemampuan yang dimiliki, kita bagaikan orang yang membungkus talenta dan memendamnya. Kita akan mendukakan hati si Pemberi talenta. Talenta yang sudah Tuhan berikan, janganlah kita simpan tetapi dipakai untuk kemuliaan namaNya.

Semangat mengembangkan talenta. Tekun mengikuti pelatihan Orgen.
Pernyataan tersebut pernah dilansir dilaman GPIB di Jakarta yang diperkuat dengan teks Firman Tuhan, Matius 25:24-30 bahwa kita harus memanfaatkan dan membagikan talenta yang kita miliki, tidak boleh hanya disimpan atau dimiliki sendiri. “Bahasa gaulnya, dibagi, dong”.
Pantauan redaksi Arcus Media Network dalam kegiatan peribadatan Karyawan Majelis Sinode, ada hal yang luar biasa dari beberapa rekan dalam mengembangkan diri alias pengen punya nilai lebih, tidak hanya sekadar mengerjakan yang rutinitas.
Epin Christien Sluiter, misalnya, berbagi kemampuan dengan melatih beberapa rekan untuk bisa memainkan Orgen. Setelah melalui pengumuman yang disampaikan, dua orang mendaftarkan diri untuk ikut dalam pelatihan Orgen tersebut, yakni Maria Magdalena dari Dept, PEG dan Lady Lempoy dari Biro Hukum.
Dari bincang-bincang alasan mereka ingin berlatih agar bisa memberikan nilai plus bagi diri sendiri dan persekutuan khususnya Persekutuan Karyawan di Kantor Majelis Sinode. Pelatihan Orgen dilakukan di ruang Pertemuan MS, disela-sela waktu yang sekiranya tidak mengganggu pekerjaan.
Rasul Paulus di Jemaat Korintus dalam Sabda Bina Umat (SBU) GPIB meyakinkan persekutuan jemaat di Korintus untuk menyadari bahwa tiap-tiap latar belakang dan berbagai macam talenta adalah berkat dari Allah.
Ada orang yang ditetapkan Allah sebagai rasul, nabi, atau pengajar. Sementara itu, ada juga yang dikaruniai Allah dengan talenta untuk menyembuhkan, melayani, ada juga yang dikaruniai Allah dengan talenta untuk menyembuhkan, melayani, bermukjizat, dan memimpin.
Tiap-tiap karunia ini perlu hidup dan bermanfaat di tengah-tengah gereja. Paulus menegaskan bahwa Jemaat adalah anggota tubuh Kristus. Untuk itu, pertama-tama Pulus mengingatkan masing-masing jemaat untuk mensyukuri talenta dan karunia yang berasal dari Allah.
Tiap-tiap orang mendapatkan karunia yang berasal dari Allah. Tiap-tiap orang mendapatkan karunia dan talenta yang berbeda-beda, sehingga memiliki peran yang berbeda pula. Kita tidak perlu merasa kecil hati ataupun sombong karena memiliki talenta tertentu.
Masing-masing talenta dan peran harus dihidupkan sesuai karunia Allah. Tidak mungkin semua orang menjadi diaken, penatua, atau pendeta. Tak mungkin pula semua jemaat menjadi kantoria atau pemain musik.
Bagi Paulus, yang tepenting adalah memperoleh karunia Allah. Karunia tersebut kemudian dihidupkan oleh masing-masing jemaat.
GPIB sebagai persekutuan tubuh Kristus memiliki talenta dan karunia yang berlimpah. Masing-masing peran di dalam jemaat punya kepentingan yang sama. Jadi, jangan merasa kecil saat menjalankan peran yang tidak terlihat di gereja.
Begitu pula jangan merasa besar saat punya peran yang terlihat penting. Hidupkan talenta dan karuniamu untuk hormat dan kemuliaan Allah, maka Tuhan akan menunjukkan jalan yang lebih utama lagi. /fsp