JAKARTA, Arcus GPIB – Hari Perempuan Internasional yang jatuh 8 Maret 2022 lalu disikapi bijak oleh dua vigur perempuan Indonesia, Pnt. Prof. Dr. Miranda S. Goeltom S.E., MBA dan Pnt. Sheila A. Salomo Lumempouw S.H.
Kedua sosok perempuan, baik Miranda maupun Sheila sepakat bahwa perempuan Indonesia harus bisa memanfaatkan peluang yang terbuka lebar yang tersedia untuk diraih.
Miranda menyebutkan bahwa perempuan punya kelebihan walau sejarah menyatakan masih ada keterbatasan. Tapi yang pasti perempuan itu multitasking, ia bisa mengerjakan apa saja.
“Perempuan punya berbagai kelebihan antara lain multitasking. Ngerjain apa saja ok. Walau sejarah menyatakan ada keterbatasan-keterbatasan. Tapi sekarang ini keterbatasan itu sudah tidak ada,” kata Prof. Dr. Miranda S. Goeltom S.E., MBA di sela-sela Persidangan Sinode Tahunan GPIB 2022.
Presbiter GPIB Paulus Jakarta ini berharap agar perempuan Indonesia terus memanfaatkan kesempatan yang ada yang diberikan kepada perempuan dan terus beradaptasi dengan situasi yanag berkembang.
“Perempuan Indonesia harus beradaptasi, bersyukur dengan kesempatan yang ada dan memanfaatkannya. Tidak pernah salah kalau perempauan menggantungkan cita-citanya setinggi cakrawala. Semua harus dilihat sebagai opportunity.
Sekarang, kata Miranda, siapa saja kalau punya cita-cita sangat sangat dimungkinkan baik untuk akses terhadap sekolah, akses ke luar negeri. “Saya bersyukur di Indonesia ini hampir tidak ada batas. Kesetaraan sudah ada, 90 persen,” tandas Wanita yang pernah menjabat Deputi Senior Bank Indonesia ini.
Pnt Sheila Salomo Lumempouw S.H dalam kesempatan yang sama mengatakan, pemerintah sudah sangat baik dalam mengupayakan kesetaraan, tetapi memang diperlukan satuisemangat bagi para perempuan untuk menyadari apa yang telah disiakan pemerintah dan meraih kesempatan itu.
“Ada banyak perempuan di Indonesia, kesempatan itu tidak diraih, sehingga kesempatan itu berlalu begitu saja,” kata Wanita yang berprofesi sebagai Lawyer ini yang juga terus memperjuangkan hak-hak perempuan dari sudut hukum bersama-sama perempuan Kristen di Persatuan Wanita Kristen Indonesia.
“Kita coba melihat ke belakang masih ada isu-isu apa terhadap perempuan yang harus kita perjuangkan, pertama kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap anak dan jangan lupa KDRT,” tutur Pnt. Sheila.
Dikatakan, peluang yang ada bagi perempuan di Indonesia sudah cukup bagus. Hanya saja, kata Presbiter GPIB Filadelfia Bintaro ini, peluang yang ada tidak diraih.
“Kesempatan perempuan ini sudah begitu baik tapi kalau tidak meraih dan tidak melakukan apa-apa percuma, berlalu begitu saja,” imbuh Fungsionaris Majelis Sinode ke-20 ini. /fsp