PERHELATAN akbar yang digelar Departemen PEG GPIB dalam Rapat Kerja Sinodal (Rakerdal) PEG memantik keseriusan agar GPIB memberdayakan lahan-lahan atau aset tidur untuk diberdayakan.
Bagaimana teknis pemberdayaan aset-aset GPIB yang tidak sedikit jumlahnya Redaktur Arcus GPIB Frans S. Pong mewawancarai Naomi Patudungan, Senior Director PT. Jones Lang LaSelle disela-sela Rakerdal PEG 2024 yang digelar di Millennium Hotel Jakarta, Minggu 17/11/2024.
Menurut Naomi, tidak sedikit aset lahan tidur yang dimiliki GPIB yang perlu dioptimalkan agar bisa memberikan value.
“Aset GPIB itu banyak banget, untuk lahan tidur, tidak ada masalah persengketaan itu bisa dioptimalisasikan, bentuknya kalau belum bisa dibangun gereja, bisa disewakan untuk jangka panjang. Value tanahnya tetap baik,” kata Naomi.
Ketua IV PHMJ GPIB Pasar Minggu Jakarta ini berharap aset-aset yang dimiliki Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) ini manjaga aset yang dimilikinya dan melakukan inventarisir aset.
”Aset-aset GPIB harus dinventarisir oleh Majelis Sinode supaya bisa mengatur kekuatan. Dari situ kita bisa diperkaya, ada revenue tambahan buat Majelis Sinode, buat pelayanan dan buat semuanya,” ungkap Naomi.
Ia juga berharap agar aset-aset GPIB yang ada bisa memberikan value dapat dilakukan dengan pola kerja sama dengan developer. ”Kebetulan aku ngurusin asetnya developer,” kata Naomi. Jadi, kata dia, kalau dikerjasamakan dengan developer, bisa jadi value, misalnya, lahan GPIB yang bersebelahan dengan apartemen bisa dijadikan tempat parkir.
Selaia itu, lahan tidur GPIB dapat juga dikembangkan melalui BOT atau dimanfaatkan untuk kebutuhan ritel sebagaimana saat ini banyak banyak toko-toko F&B yang membutuhkan lahan. Disini lahan GPIB bisa disewakan.
”Mereka biasanya sewanya 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun. Setelah 5 tahun balikin lagi, atau bisa BOT, jadi dibangun sama developer, mereka operate, lalu ditransfer balik ke GPIB. Jadi, misalnya, mereka bangunin kita office, rumahsakit, sekolah.”
Soal tanah-tanah yang di daerah yang mungkin yang tidak berada ditempat yang strategis bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain.
Menurut Naomi, banyak swasta yang butuh lahan untuk perluasan lahan untuk bisnis, misalnya, untuk perkebunan nenas, perkebunan sayur.
Selain itu, lahan juga bisa disewakan kepada orang-orang pensiunan yang ingin berkebun tapi tidak punya tanah. Ini sewanya short term per bidang. Dikatakan, kebutuhan lahan saat ini cukup tinggi. Banyak orang mau bisnis tapi tidak tahu mau bisnis apa. Perkebunan bisa menjadi salah satu solusi.
Kalau untuk di Jawa, kata Naomi, aset lahan bisa disewakan untuk gudang, gudang sementara, buat data center, untuk perparkiran kendaraan yang besar-besar, untuk logistic industrial. ”Itu banyak banyak banget yang perlu,” ujarnya.
Jadi, sebaiknya lokasi lahan GPIB dipetakan lokasinya serta melihat kematangan tanahnya, lalu lihat bisnis apa yang bisa tumbuh disekitar itu, lalu kerjasamakan dengan swasta.
“Jangan takut kerja sama dengan swasta karena lahan-lahan ini kalau memang berada di posisi yang baik, maskipun jauh dari Jakarta itu tetap bisa dikembangkan,” imbuhnya. ***