JAKARTA, Arcus GPIB – Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) terus memacu Pos-pos Pelayanan dan Kesaksian (Pos Pelkes) menjadi Bajem dan mandiri. Karenanya, jemaat-jemaat pendamping dimintakan untuk terus mendampingi Pos-pos Pelkes dan Bajem yang menjadi tangggungannya.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Unit Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat (UP2M) Dept. Pelkes dengan 80 jemaat GPIB dengan agenda “Diseminasi Pedoman & Upaya Kemandirian Jemaat” Sabtu (10/06/2023).
Pertemuan kali ini dapat dikatakan luar biasa karena dihadiri sosok berpengalaman di Pelkes antara lain Pendeta C. Wairata, Pendeta Martinus Tetelepta, Pendeta Marthen Leiwakabessy, Dr. Lenny S. Syafei, dan Dr. Charles P. H Simanjuntak, dan Penatua Andreas Sujono, S.Pi.
Pertemuan semakin manarik karena peserta berkesempatan mendengarkan proses Bajem Syalom Pancasila, Lampung Utara yang baru saja dilembagakan yang dipaparakan Pendeta Marco Kumendong, KMJ GPIB Syalom Pancasila, Lampung Utara.
Ketua I Mejelis Sinode Pendeta Marthen Leiwakabessy menyatakan rasa syukurnya atas capaian yang telah dilakukan GPIB dalam kebersamaan dengan jemaat pendamping sehingga beberapa Bajem (Bakal Jemaat) telah dilembagakan.
“Bersyukur adanya jemaat pendamping mendukung kemandirian dan pelembagaan Bajem,” kata Pendeta Marthen seraya berharap perlu adanya masukan dari jemaat pendamping untuk pengembangan jemaat khususnya Bajem.
Sebagaimana diketahui baru-baru ini dua Bajem telah dilembagakan. Pada Minggu 28 Mei 2023 Bajem Maduma di Medan Selayang, Kota Medan dilembagakan dan pada Minggu 4 Juni 2023 telah dilembagakan Bajem Syalom Pancasila di Desa Sumber Arum Lampung Utara dan pada 2 Juli 2023 nanti akan dilembagakan Bajem Sion Tembudan Kaltara.
“Iya, tanggal 27 Agustus 2023 nanti akan ada pelembagaan Bajem Teluk Dalam,” kata KMJ GPIB Immanuel Samarinda Pendeta Janzens William Riupassa.
Pendeta Liat Sihotang saat menyampaikan Renungan pada pembukaan pertemuan itu berharap jemaat-jemaat pendamping yang ditunjuk bisa terus memberikan perhatiannya dan kontribusi bagi keberadaan Pos Pelkes dan Bajem.
“Jemaat pendamping bisa menjadi berkat,” kata Pendeta Liat, Pendeta Jemaat GPIB Bogor yang tengah menyelesaikan studi program Doktoral di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ketua Subbid UP2M Dr. Lenny Syafei dalam kesempatan itu menyatakan rasa bangganya atas pertemuan secara daring yang dihadiri 80 jemaat pendamping.
“Sebanyak 80 Jemaat pendamping yang hadir ini hal yang luar biasa,” tutur warga jemaat GPIB Zebaoth Bogor ini. Untuk bajem yang telah dilembagakan menjadi jemaat mandiri garus terus dikawal.
“Setelah pelembagaan perlu pengawalan 3 – 4 tahun, karena ada Bajem yang dilembagakan karena percepatan dengan berbagai alasan,” kata Lenny.
Menurutnya, kesiapan sebuah Bajem untuk dilembagakan tidak harus 100 persen siap, 60 persen juga tidak masalah. Berdasarkan data per Maret 2022 jumlah Bajem yang akan dilembagakan mencapai 24 Bajem; dan sampai dengan kegiatan penutupan Bulan Pelkes GPIB tahun 2023, tercatat sejumlah 12 Bajem telah dilembagakan yang mencakup 20 Pos Pelkes.
Dalam menata Pos Pelkes dan Bajem, Pendeta Martinus Tetelepta meminta warga jemaat untuk terus membangun persekutuan, punya komitmen dan tunjukkan semangat.
“Bangun Jemaat dengan hati, bangun jemaat dengan kebersamaan, komitmen dan persekutuan,” kata Pendeta Martinus Tetelepta.
Mantan Ketua I Majelis Sinode ini berharap dalam penataan keekonomian jemaat di Pos Pelkes dan Bajem bisa dilakukan dengan pelaksanaan Wisata Rohani berupa program perkunjungan jemaat ke Pos-pos Pelkes atau Bajem.
“Jangan mulai dengan uang mulai mulailah dengan persekutuan. Mari kita galang kebersamaan,” ujar Pendeta Martinus seraya menyatakan rasa bangganya terhadap segala kesiapan Bajem Pura Tejur Halang (PTH), Bajem dari GPIB Zebaoth Bogor.
“Jalin relasi dengan warga sekitar. Bajem Pura Tajur Halang sudah bagus karena perhatian Zebaoth. Jalin persekutuan yang baik. Jangan andalkan uang,” imbuh Pendeta Martinus.
Peserta “Diseminasi Pedoman dan Upaya Kemandirian Jemaat” Felly Philipus Senewe sangat mengapresiaasi posisi strategis Bajem PTH yang dapat diakses dengan hadirnya jalan tol yang dibangun pemerintah.
“Potensi bajem PTH ke depan bagus. Ada Tol Sawangan, akan banyak orang yang bakal memilih untuk bermukim disana, tol melewati daerah PTH,” tandas Felly.
Korsek Bajem PTH dan juga Ketua I Panitia Pelembagaan Bajem PTH Penatua Banggas Limbong mengatakan, kendala saat ini masih soal minimnya jumlah warga jemaat yang saat ini hanya terdaftar sebanyak 58 Kepala Keluarga.
“Kalau ada pendeta akan bisa lebih aktif menjangkau warga yang ada di sekitar. Ada beberapa warga yang belum mau mendaftar karena masih ada urusan dengan gereja sebelumnya,” tandas Banggas Limbong.
Dalam pertemuan “Diseminasi Pedoman & Upaya Kemandirian Jemaat” ini , peserta dari GPIB Nazareth Jaktim, Magda sangat tertarik dengan Wisata Rohani apa yang dipaparkan Pendeta Martinus Tetelepta.
“Kalau boleh boleh tahu Wisata Rohani seperti apa yang bisa dilakukan,” tanya Magda. Menurut Pendeta Martinus, Wisata Rohani itu bagaimana mengajak warga GPIB hadir di Pos-pos Pelkes dan Bajem.
Kepedulian luar biasa kepada Pos Pelkes dan Bajem nyata dari Jemaat GPIB Trinitas Cibubur. Hanya saja seperti diakui, Bertha dari GPIB Trinitas pihaknya tidak pernah menerima laporan dari jemaat yang dibantunya.
“Sudah 10 tahun melakukan pendampingan ke Sebuku Nunukan. Kalau bisa ada pertemuan dan berembuk bersama,” harap Bertha seraya berharap Dept. Pelkes bisa memfasilitasinya. /fsp