JAKARTA, Arcus GPIB – Pemimpin yang peka adalah pemimpin yang dapat merasakan dan memahami apa yang dirasakan dan dialami oleh orang Iain.
la tidak hanya berkutat dengan tugas dan tanggung jawabnya, tetapi juga peduli dengan kesejahteraan dan perkembangan orang-orang yang dipimpinnya. Ia tidak hanya mengajar dan mengarahkan, tetapi juga melayani dan menghibur. Ia tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengar dan berdoa.
Demikian renungan malam Sabda Bina Umat (SBU) GPIB Minggu 08/10/2023 mengurai Firman Tuhan Kisah Para Rasul 20 : 7 – 12 mengangkat tema: “PEMIMPIN YANG PEKA”.
Pemimpin harus peka terhadap kebutuhan dan situasi jemaatnya. Paulus tidak hanya memberitakan firman Tuhan dengan tekun, tetapi juga menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada Eutikhus yang mengalami musibah.
“Mari kita belajar dari teladan Paulus untuk menjadi pemimpin yang peka. Kita perlu meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi. berempati, dan bersaksi.”
Pemimpin perlu membuka hati untuk mendengarkan suara Tuhan dan suara hati orang lain. Pemimpin perlu menggunakan karunia dan kuasa Roh Kudus untuk melayani dengan kasih dan kebenaran.
Alfrida, Institut Agama Kristen Negeri Toraja dalam tulisannya dalam situs osf-io menyebutkan bahwa pemimpin itu adalah melayani.
“Salah satu bentuk dari kepemimpinan kristen adalah kepemimpinan yang melayani (servanthood leadership). Bentuk kepemimpinan tersebut tidaklah seperti sistem politik dunia, tetapi pelayanan, yang merupakan model kepemimpinan gembala kepada kambing dan doma mereka.”
“Kepemimpinan rohani Alkitabiah yaitu kepemimpian yang melayani sebagai hamba atau menghambakan diri.12 Sehingga bahi seorang pemimpin rohani harus memiliki pengenalan yang dalam kepada Kristus.”
“Salah satu tulisan Paulus menekankan hakekat dari diri Yesus Kristus, dimana Ia menjadi manusia seutuhnya untuk melayani. Melayani adalah definisi kepemimpinan yang digunakan oleh Yesus. Melayani merupakan terwujudnya pembentukan karakter Kristen yang berpusatkan pada Kristus dari diri seorang Kristen, konsep pemimpin-pelayan, yang menajdi tekanan bukanlah aspek pemimpin namun pada aspek pelayan.”
Dasar kepemimpinan dalam kekristenan dapat dipahami sebagai panggilan untuk menjadi pemimpin yang melayani (Mrk. 10:42-45). /fsp