Home / Misioner

Selasa, 17 Mei 2022 - 13:14 WIB

GEDUNG Baru GPIB Jurang Mangu, “Blessing in Disguise” Berkat Dibalik Pandemi

Ketua Umum Majelis Sinode GPIB menandatangani prasasti penahbisan GPIB Jurang Mangu

Ketua Umum Majelis Sinode GPIB menandatangani prasasti penahbisan GPIB Jurang Mangu

JAKARTA, Arcus GPIB – GPIB Jurang Mangu termasuk jemaat GPIB yang relatif baru. Baru berusia 2 tahun, karena baru dijemaatkan pada tanggal 2 Februari 2020. Namun, berdasarkan sejarahnya, Pospel GPIB Jurang Mangu sudah ada sejak lebih dari 33 tahun lalu, hampir bersamaan dengan Pospel GPIB didekatnya, yaitu Pospel GPIB Gibeon. Keduanya berada dibawah induk GPIB Efatha Jakarta Selatan.

Suasana diluar ruang gereja sesaat sebelum peresmian.

Lalu GPIB Gibeon didewasakan menjadi Jemaat GPIB, bahkan kemudian menyusul GPIB Filadelfia Bintaro yang juga dijemaatkan kemudian, yang sama-sama dibawah induk GPIB Efatha Jaksel, tapi Pospel Jurang Mangu dengan berbagai kendala yang dihadapinya, tidak kunjung dijemaatkan. Waktu berlalu, akhirnya Pospel Jurang Mangu diputuskan tidak lagi berada dibawah induk GPIB Efatha, namun menjadi anak jemaat dari GPIB Gibeon, yang lokasinya lebih dekat.

Walaupun berpindah-pindah tempat ibadah, dari rumah ke rumah jemaat, dan dengan jumlah warga jemaat yang hadir, relatif terus menurun, namun kegiatan peribadahan Pospel Jurang Mangu, terus berjalan, dibawah koordinasi GPIB Jemaat Gibeon Jaksel.

Warga jemaat Jurang Mangu antusias menyambut gedung baru

Tahun 2016, Majelis Sinode GPIB memutuskan untuk menempatkan Pdt Nancy Nisahpih Rehatta, sebagai Pendeta Jemaat di GPIB Gibeon, dengan tugas khusus untuk melakukan kajian terhadap keberadaan Pospel Jurang Mangu, guna dijajaki kemungkinan untuk didewasakan menjadi sebuah jemaat yang baru.

Kompetensi serta prestasi Pdt Nancy membangun kembali GPIB Efatha Batujajar Bandung Barat, dianggap cocok oleh MS GPIB, guna melakukan kajian untuk men-jemaatkan Pospel Jurang Mangu. Tidak mudah mengurai masalah demi masalah serta mempelajari apa yang terjadi pada Pospel Jurang Mangu selama hampir 33 tahun terakhir itu. Pembentukan tim yang tepat serta kerjasama kinerja yang baik merupakan kunci utama keberhasilan kajian ini.

KMJ GPIB Jurang Mangu Pdt. Dr. Nancy Nisahpih-Rehatta, M.Th menyerahkan plakat kepada anggota DPRD Banten disela-sela peresmian gereja Jurang Mangu.

Diawali dengan keberanian untuk menyewa sebuah ruko kecil untuk dijadikan tempat ibadah, yang prosesnya juga tidak mudah, Pospel Jurang Mangu mulai bergeliat. Ini sebuah kemajuan berarti, karena tidak lagi melakukan ibadah minggu di rumah-rumah jemaat. Pendekatan-pendekatan kepada pihak-pihak terkait, ormas-ormas berkuasa, serta upaya mendapatkan minimal 60 tandatangan warga sekitar dilakukan dengan penuh optimisme.

Pendekatan dari atas dan juga dari bawah, serta dari semua aspek masayarakat dilakukan secara paralel dan berkesinambungan. Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang sangat baik, serta kecerdasan sosial yang mumpuni dan pengalaman yang cukup, untuk membuat semuanya berjalan baik.

Kebersamaan Diaken, Penatua, Penitia dan Pendeta mensyukuri penahbisan rumah ibadah Jurang Mangu.

Tidak semua berjalan mulus. Pernah ruko tempat ibadah ini terpaksa ditutup karena protes keras serta tudingan-tudingan dari pihak LSM-LSM. Namun tidak putus asa, dilakukan lagi pendekatan-pendekatan, mulai dari awal lagi. Setelah beberapa bulan tutup, akhirnya ibadah minggu diperbolehkan untuk dijalankan kembali di ruko kecil itu.

Ruko kecil itu hanya dapat menampung maksimal 40 warga jemaat ketika ibadah minggu. Merasa terlalu kecil, maka tim kerja mulai melakukan negosiasi dengan pemilik ruko sebelah untuk melakukan tukar tambah. Singkat kata, dengan dana yang ada, akhirnya ruko menjadi lebih besar setelah di renovasi.

Suasana dalam ruang ibadah, warga jemaat bincang-bincang usai ibadah minggu.

Ruko yang diperbesar ini dapat menampung sekitar 60 an warga jemaat per sekali ibadah. Lumayan lebih luas. Pada tanggal 2 Februari 2020 akhirnya GPIB Jurang Mangu dinyatakan layak secara keuangan, manajemen serta teologi untuk dapat dilembagakan sebagai jemaat GPIB yang ke-326.

Baca juga  Tuhan Bisa Murka, Pdt. Ezra Sudarsono: Jangan Sia-siakan Kesempatan

Berawal dari sinilah cerita GPIB Jurang Mangu menjadi sebuah kisah yang menarik. Dijemaatkan pada tanggal 2 Februari 2020, dan sebulan kemudian, Indonesia dilanda pandemi covid yang sangat dahsyat. GPIB Jurang Mangu termasuk gereja kecil, dengan hanya 105 Kepala Keluarga dan 265 jiwa, dengan jumlah warga jemaat yang hadir tiap minggu hanyalah sekitar 40 – 50 orang per sekali ibadah minggu. Jumlah kolekte serta persembahan yang dikumpulkan setiap minggu tidaklah terlalu besar, hanya beberapa juta rupiah per minggu.

Kadang jika Pdt Nancy melakukan ibadah khotbah serial, bisa mendapatkan sekitar dua kali lipat per sekali ibadah. Persepuluhan di jemaat ini juga cukup baik. Karenanya, memang secara keuangan, MS GPIB memutuskan bahwa GPIB Jurang Mangu layak secara ekonomi untuk menjadi sebuah jemaat mandiri.

Terjadinya pandemi covid, mulai Maret 2020, dimana jemaat tidak boleh datang beribadah di gereja dan semua aktivitas harus berhenti, membuat GPIB Jurang Mangu mulai ketar ketir. Ini jemaat yang baru berdiri, belum sempat berkoordinasi dengan optimal, dan baru belajar berjalan, tiba-tiba diperhadapkan dengan situasi serta kondisi pandemi covid, yang serba tidak tentu.

Namun waktu berjalan, dan gereja-gereja mulai melakukan ibadah on line, dengan metoda zoom serta menggunakan youtube. Dari titik inilah kinerja GPIB Jurang Mangu mulai melesat naik tajam, terutama dari aspek ekonomi. GPIB Jurang Mangu yang sebelumnya per sekali ibadah (fisik – off line) hanya dihadiri 30 – 50 warga jemaat, namun dengan metoda on line, jumlah viewers yang mengikuti ibadah minggu di jemaat GPIB Jurang Mangu, jumlahnya menjadi ratusan jemaat. Bahkan jika Pdt Nancy membuat khotbah-khotbah serial, jumlah viewers youtube nya mencapai 1.000 viewers, bahkan pernah mencapai 3,000 viewers.

Ini sebuah fenomena menarik, dimana sebuah jemaat kecil, dengan jumlah KK hanya 100-an, namun yang hadir pada ibadah minggu jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan jemaat. Jumlah viewers youtube saat ibadah ini, hampir sama seperti gereja-gereja besar yang sudah relatif tua, seperti GPIB Paulus, GPIB Efatha serta GPIB Filadlefia yang jumlah KK nya sekitar 1,000 an KK.

Buat GPIB Jurang Mangu, kondisi ini juga sangat berdampak pada keuangan gereja. Dengan ibadah on line youtube seperti ini, GPIB Jurang Mangu, per minggunya mendapatkan kolekte beberapa kali lipat lebih besar per sekali ibadah minggu dibandingkan kalau ibadah Off Line / Pertemuan Fisik. Ketika  Ibadah Khotbah Serial, jumlah kolekte yang didapatkan bisa mencapai jumlah yang jauh lebih besar lagi per sekali ibadah.

Bayangkan, GPIB Jurang Mangu, yang sebelum covid hanya mendapatkan kolekte beberapa juta rupiah per ibadah minggu, tapi di masa covid, di masa susah, malah mendapatkan kolekte sampai 6 – 10 kali lipat per ibadah minggu. Fenomena ini yang kami ungkapkan sebagai “blessing in disguise” atau berkat ditengah pandemi. Kita tidak bisa menutup mata bahwa banyak gereja mengalami masalah keuangan luar biasa berat di masa covid. Namun, GPIB Jurang Mangu, justru mendapatkan berkat melimpah di masa pandemi.

Baca juga  Wah, KDRT Terus Meningkat, Ini Resep Pdt. Sally Neparassi Atasi Kekerasan  

Ada pula beberapa warga jemaat GPIB Non Jurang Mangu, yang memberikan sumbangan yang bernilai ratusan juta rupiah untuk membantu pembangunan serta pertumbuhan GPIB Jurang Mangu. Jadi, GPIB Jurang Mangu ini memiliki fenomena yang menarik, karena mereka memiliki jemaat yang asli terdaftar di GPIB Jurang Mangu, namun mereka juga memiliki warga jemaat Jurang Mangu “ON LINE” atau Jemaat Youtube GPIB Jurang Mangu, yang jumlahnya jauh lebih besar disbanding jumlah warga jemaat aslinya.

GPIB Jurang Mangu juga adalah salah satu dari sedikit gereja yang terus selalu rutin memberikan persepuluhan mereka kepada Majelis Sinode GPIB. Menurut pengakuan Pdt Nancy, bahwa hal ini beliau terus tekankan kepada PHMJ, untuk harus fair dalam memberikan persepuluhan kepada Majelis Sinode GPIB.

Dana yang cukup lebih ini, banyak digunakan oleh GPIB Jurang Mangu untuk membuat program-program kemasyarakatan, seperti bantuan pengobatan, pemberian bantuan untuk orang miskin terlantar, bantuan kepada mesjd terdekat, termasuk membuat dua kali program vaksinasi covid kepada masyarakat sekitar. Tidak banyak jemaat GPIB yang membuat program vaksinasi covid, kebanyakan adalah jemaat-jemaat besar. Untuk jemaat kecil, GPIB Jurang Mangulah yang bisa melakukannya.

Dana yang lebih ini digunakan dengan cermat oleh GPIB Jurang Mangu untuk merenovasi pastori menjadi Gedung Ibadah. Tidak sedikit dana yang dibutuhkan untuk renovasi dengan luas tanah hampir 700 meter persegi ini untuk menjadi sebuah gereja.

Mereka menyebutnya sebagai proses relokasi tempat ibadah. Jumlah dana yang dibutuhkan cukup besar, termasuk biaya renovasi bangunan, pembelian alat-alat multimedia, mimbar baru termasuk membangun Gudang, ruang konsistori, dapur dll.

Saat ini, ini Gedung gereja GPIB Jurang Mangu sudah diresmikan dan ditahbiskan, tepatnya pada hari Minggu, 15 Mei 2022. Ketum MS GPIB sendiri (Pdt Kariso Rumambi) yang memimpin Ibadah penahbisannya, serta menandatangani prasasti gedungnya. Pemda Tangsel – Prop Banten juga sangat mendukung keberadaan GPIB Jurang Mangu ini.

Saat ini izin yang didapatkan adalah Izin Gedung yang dapat dipakai sebagai Tempat Ibadah sementara, bukan Izin Mendirikan Gereja. Namun hal ini sudah cukup buat GPIB Jurang Mangu untuk melakukan Ibadah di Gedung baru ini.

Kapasitas tampung didalam Gedung gereja adalah 120 orang. Namun, jika dipadatkan, di dalam Gedung gereja bisa menampung 150 orang. Pada acara-acara khusus, jika dibuat tenda diluar, maka kapasitasnya bisa mencapai sekitar 300 orang. Tim Multi Media GPIB Jurang Mangu juga menjadi salah satu kekuatan utama yang mendongkrak kinerja gereja ini.

Karena banyak kesaksian dari warga youtube GPIB Jurang Mangu, mengatakan bahwa tampilan layar GPIB Jurang Mangu selama ibadah, sangat baik dan menarik. Tidak heran, anak-anak pemuda multimedia GPIB Jurang Mangu saat ini terpilih menjadi salah satu tim multimedia untuk dijadikan percontohan dari aspek tampilan media ibadah buat GPIB.

Menarik menyimak khotbah dari Pdt Karisso Rumambi yang mengingatkan kepada jemaat bahwa gereja bukanlah gedungnya tapi orang-orang yang ada didalamnya. Begitu juga kata sambutan Pdt DR Nancy Nisahpih Rehatta MTh sebagai KMJ, yang mengingatkan pentingnya memperbanyaj program program kerja keluar yang menyentuh masyarakat, tidak hanya aspek internal.

Maju terus GPIB Jurang Mangu. Terus diberkati Tuhan. Amin.

Oleh: Frans S. Pong, Jurnalis

Share :

Baca Juga

Misioner

“Tanpa Marah, Tanpa Perselisihan, Kuasai Diri Berdandanlah dengan Pantas”

Misioner

Presiden Jokowi Ke GPIB Zebaoth, Pdt. Margie: Kita Mengucap Syukur

Misioner

LAI Luncurkan Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2: Menko Luhut B. Panjaitan Hadir

Misioner

“Marilah Percaya dan Percaya Terus, Apapun Tantangan Kita Ke Depan”

Misioner

Dahsyat, Pertumbuhan dan Perkembangan Kekristenan Di China: Kristen Jadi Agama Pribumi  

Misioner

Catatan dari AEMAN – CCA di Kottayam, Kerela – India

Misioner

Yankes GPIB 21 Tahun: Aktif Dukung Klinik-klinik Kesehatan Di Jemaat

Misioner

Mungkinkah Iblis Mengusir Iblis? Tidak Mungkin, yang Ada Adalah Sepakat untuk Kejahatan