Home / Misioner

Senin, 16 Oktober 2023 - 19:39 WIB

“Tanpa Marah, Tanpa Perselisihan, Kuasai Diri Berdandanlah dengan Pantas”

Tersenyum: Mengapa harus marah kalau bisa tersenyum. Pdt Marthen Laiwakabessy tersenyum di acara Safari Pelkes Lampung 2023. /Foto: Frans S. Pong.

Tersenyum: Mengapa harus marah kalau bisa tersenyum. Pdt Marthen Laiwakabessy tersenyum di acara Safari Pelkes Lampung 2023. /Foto: Frans S. Pong.

JAKARTA, Arcus GPIB – Tanpa marah, tanpa perselisihan. Itu nasihat kepada kaum laki-laki. Berdandan dengan pantas, sopan, dan sederhana. Itu nasihat kepada kaum perempuan. Nasihat-nasihat ini menunjukkan perhatian Rasul Paulus kepada kondisi persekutuan di jemaat Efesus, tempat Timotius melayani. Perhatiannya terletak pada sikap mau menahan diri atau menguasai diri.

Demikian renungan pagi Sabda Bina Umat (SBU) Senin (16/10/2023) mengurai Firman Tuhan dari 1 Timotius 2 :  8 – 10 mengangkat tema: “BERLATIH DALAM PERSEKUTUAN”.

Laki-laki diminta untuk menahan diri atau menguasai dinnya dalam menghadapi perbedaan yang dipandang tidak pantas atau tidak baik. Marah dan perselisihan pada gilirannya akan menimbulkan persoalan baru, yang berarti menumpuk persoalan di atas persoalan Hal ini membuat persekutuan tidak dapat menghadirkan sukacita dan damai sejahtera.

Baca juga  Tetaplah Berbuat Baik, Pertahankan Apa yang Sudah Baik

Kepada para perempuan dinasihati untuk menguasai dirinya dalam hal berpenampilan. Rasul Paulus hendak membangun gaya hidup yang menunjukkan ciri dari para pengikut Kristus.

Gaya hidup tersebut bertolak belakang dengan budaya orang Romawi yang menempatkan perempuan sebagai obyek. Dengan demikian mereka dituntut berpenampilan menarik perhatian kaum laki-laki. Penebusan Tuhan Yesus tertuju kepada semua manusia baik lakilaki maupun perempuan, sehingga semua menjadi saksi-saksi-Nya di dunia. Dengan demikian para saksi-Nya, baik laki-laki atau perempuan adalah subjek yang menghadirkan kehendak Allah dan keteladanan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga  Catatan Liputan Festival Toleransi: "Cantik, Berhijab Nan Toleran"

Persekutuan menjadi wadah melatih diri dalam membentuk semuanya itu. Hendaknya, hal ini menjadi perhatian setiap orang percaya dalam persekutuan yang senantiasa memelihara suasana akur dan akrab.

“Jika kita menghendaki untuk memperbaiki persekutuan, maka lakukanlah dalam penguasaan diri. Kalaupun ada yang perlu diperbaiki dalam persekutuan, maka perbaikilah persekutuan dengan penguasaan diri yang baik.”

Jangan sampai niat dan tujuan yang benar jadi tidak terlihat karena cara yang digunakan merusak hal-hal yang sudah baik. /fsp

Share :

Baca Juga

Misioner

Sukacita Ibadah Perdana GPIB Taman Harapan, Ketua III MS: Jaga Persekutuan dan Kerukunan

Misioner

Melayani Dijalur Entertainment, Tommy Mukdani: Semua Ini Anugerah Tuhan

Misioner

Krisis, Bencana dan Penyesatan, Apakah Kiamat Sudah Dekat?

Misioner

Kebutuhan Rohani “Yes”, Manusia Tidak Dapat Hidup Dari Roti Saja

Misioner

Ini Sejarah Bagi GPIB, Tommy Masinambow: Dua Bajem Dilembagakan

Misioner

Semarak HUT Ke-30 YADIA GPIB, Pdt. Manuel Raintung: Wujud Nyata Cinta Kasih

Misioner

Dari FGD W. J. Rumambi, Diharapkan Rumambi Institute untuk Semua Kalangan

Misioner

“Jangan Biarkan Hawa Nafsu dan Keinginan Daging Kalahkan Akal Budi Kita”