Oleh: Frans S. Pong, Arcus GPIB
PERJALANAN laut dengan perahu kecil menggoyahkan langkah untuk bisa sampai ditujuan. Sesekali biduk digoyang ombak membuat takut jika saja perahu terbalik.
Rasa was-was begitu kuat membuncah apalagi saat melihat perahu kecil yang dipakai berisi sekitar 25 orang. Dalam hati saya berkata: “Sepertinya ini sudah melebihi kapasitas angkut penumpang.” Doa pun terpanjatkan: “Jaga kami Tuhan hingga tiba dengan selamat ditujuan.”
Siang itu, Sabtu 29 Juni 2024 memenuhi undangan rekan Tommy Mukdani dari Hesed Entertainment melakukan peliputan ibadah Syukur Hasil Laut di Pulau Padi Batam yang digelar oleh jemaat Pos Pelkes Sola Fide Pulau Lingka, GPIB Immanuel Batam.
Tak lama setelah meninggalkan bandar kecil yang sangat sederhana, biduk pun merapat ke pantai, di Pulau Padi. Karena air laut sedang surut perahu tak dapat sandar sepenuhnya di bibir pantai, terpaksa harus turun dari perahu, untuk berjalan ke pantai dan harus melipat celana panjang keatas agar tidak basah terkena air laut menuj tempat diselenggarakannya acara Ibadah Syukur Hasil Laut.
“Pak Frans, Pak Frans selamat datang di Pulau Padi,” tedengar suara memanggil. Saya pun berbalik mencari suara yang memanggil, ternyata itu adalah Pendeta Melinda Marpaung, Pendeta Jemaat Immanuel Batam penempatan Pos Pelkes Sola Fide Pulau Lingka Batam.
Sebagai warga Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) saya merasa bangga bahwa GPIB terus mewartakan Kabar Baik hingga di pulau-pulau kecil sekalipun.
Setibanya di Pulau Padi, setelah sedikit bersih-bersih dan kembali mengenakan sepatu ibadah syukurpun dimulai. Rangkaian acara sangat semarak dengan tarian etnik Melayu yang ditarikan oleh Suku Laut.
Simbol pelepasan aneka berbagai jenis ikan dan sejenisnya di acara Syukuran Hasil Laut ini menjadi acara sangat menarik yang melambangkan bahwa gereja sangat peduli pada perbaikan lingkungan hidup, khususnya habitat dan ekosistem laut.
Mensyukuri segala hal yang Tuhan buat dalam hidup semakin mendekatkan diri kepada Dia sang Pencipta. Itu dilakukan Jemaat GPIB Immanuel Batam di Pos Pelkes Sola Fide Pulau Lingka di acara yang mengangkat tema Syukuran Hasil Laut.
Syukuran Hasil Laut tersebut digelar di Pulau Padi yang berada tidak jauh dari Pulau Lingka, hanya 10 menit menggunakan speedboat dan dari Batam sekitar 15 menit.
Di Pulau Padi tersebut tidak ada yang menghuni, pulau kososng. Hanya terdapat sebuah rumah kecil yang tampak sangat sederhana. Dihuni hanya sesekali jika ada acara yang dilakukan di Pulau itu. Dulunya pernah ada gereja di Pulau Padi, entah kenapa kini sudah tidak ada lagi. Hanya ada bekas-bekas bangunan gereja.
Untuk beribadah, warga Jemaat bergereja di Pos Pelkes di Pulau Lingka yang memiliki bangunan gedung gereja permanen dan ada pendeta yang ditempatkan Majelis Sinode (MS) GPIB di Pos Pelkes tersebut. MS GPIB memang sangat peduli dengan pelayanan di Pos-pos Pelkes yang dimilikinya yang jumlahnya ratusan yang tersebar di 26 provinsi, terbanyak di Kalimantan.
Ibadah syukur hasil laut di Pulau tersebut dilakukan setiap tahun. Ibadah yang diselenggarakan sebagai tanda syukur terhadap kasih karunia Tuhan bagi warga jemaat di Pulau Lingka yang pada umumnya hidup dengan mata pencarian sebagai nelayan.
Pendeta Melinda Marpaung, Pendeta Jemaat GPIB Immanuel Batam yang ditempatkan di Pulau Lingka mengatakan, ibadah syukur hasil laut sebagai ungkapan syukur warga jemaat di Pulau Lingka.
“Kita mengucap syukur kepada Tuhan, karena Tuhan begitu baik memberikan berkat yang tidak terbatas. Entah dengan ikan, mungkin dengan sotong atau apapun yang telah Tuhan berikan kepada kita,” tutur Pendeta Melinda.
Pendeta Melinda mengajak warga jemaat sebagai keluarga Allah untuk tetap mengucap syukur.
“Mengucap syukur dlam Kondisi yang baik-baik saja, dalam Kondisi yang spektakuler sangat mudah. Yang menjadi pertanyaan apakah kita dapat mengucap syukur saat kita sakit, apakah dapat mengucap syukur saat mengalami kecelakaan,” tanya Pendeta Melinda.
Dikatakan, berkat Tuhan bisa datang dari mana saja. Diberikannya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Arak-arakan Ibadah Syukur Hasil Laut menyatu dalam sukacita warga jemaat Sola Fide Pulau Lingka. Pujian-pujian nan merdu hingga pembagian hadiah lomba menjadi rangkaian acara membangkitkan semangat kebersamaan menata Pos Pelkes menjadi lebih baik kedepan.
Usai ibadah, makan di siang hari sangat dinikmati warga jemaat yang hadir. Menu-menu lezat membangkitkan gairah untuk bersantap sembari menyaksikan lembut ombak menepis pantai.
Mogok, Perahu Ditarik
Sukacita tetap menyeruak, satu demi satu terlihat warga yang pada umumnya adalah Suku Laut menuju tepi pantai menaiki perahu untuk kembali ke rumah masing-masing.
Entah kenapa atau mungkin butuh perbaikan, perahu yang kami, tumpangi tidak bisa bergerak untuk melaju. Sejenak perahu terobang ambing sembari motoris Ayub menarik-narik tali starter agar mesin bisa aktif.
Setelah pengecekan, ternyata mesin tak bisa aktif, mogok. Saya menyarankan untuk kembali menepi ke pantai. Namun motoris menyarankan untuk ditarik oleh perahu lain.
Tak lama lewat sebuah perahu, dengan lambaian tangan seraya memanggil perahu pun merapat ke sisi kanan perahu terlihat motoris melempar tali untuk segera diikatkan untuk kemudian di tarik menuju Pulau Lingka. ***