Home / Germasa

Rabu, 23 Agustus 2023 - 04:05 WIB

Perlu “Pertobatan Ekologis” Semua Agama Bertanggung Jawab Terhadap Kerusakan Ekologi

Pdt. Prof. Emanuel Gerrit Singgih

Pdt. Prof. Emanuel Gerrit Singgih

SINGKAWANG, Arcus GPIB – Pdt. Prof. Emanuel Gerrit Singgih mengatakan alam harus dirawat, alam itu bukti kehadiran Allah, bukti penciptaan Allah. Dan Tuhan ada di dalam di alam.

“Karena Allah ada di dalam alam, kita tidak bisa sembarangan terhadap alam,” kata pendeta emeritus GPIB, guru besar Teologi di Fakultas Teologi, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta ini pada Konferdal Germasa di Singkawang, Selasa (22/08/2023).

Menurutnya, bicara mengenai tanggung jawab etika dalam kaitan dengan kerusakan ekologi, memang baik, tetapi etika saja tidak mencukupi, harus masuk ke ranah agama juga untuk mempertimbangkan bagaimanakah agama menggambarkan hubungan di antara Yang Ilahi, Manusia dan Alam, dan apakah gambaran mengenai hubungan ini berdampak pada ekologi

Baca juga  Soal Meme Candi, Kemenag Tegaskan Tidak Ada Intervensi di Kasus Roy Suryo

Mengutip Paus Fransiskus, Gerrit Singgih mengatakan, semua agama perlu melakukan “pertobatan ekologis”. Dengan demikian maka semua agama juga bertanggung-jawab untuk menghentikan kerusakan ekologi, bahkan memulihkan kerusakan ekologi.

“Khususnya di Indonesia, orang Kristen tidak bisa sendiri menghadapi tantangan kerusakan
ekologi. Harus ada “mobilisasi agama-agama” untuk menghadapi perubahan iklim di Indonesia,” tutur Gerrit Singgih.

Baca juga  Dari Forum Pendidikan Oikoumene GPIB: "Ada yang Rela Mengorbankan Kalung Emas"

Pelopor teologi ekologi di Indonesia, Dr. Robert Borrong dari STT Jakarta, menengarai sebab-sebab kerusakan ekologi pada kerakusan atau keserakahan manusia. Bahkan sejarawan Lynn White mengusut agama dan budaya sebagai akar krisis ekologi.

White menunjuk pada agama Kristiani seperti yang dihayati di dunia Barat abad pertengahan, sebagai penyebab kerusakan ekologi masa kini. Maksudnya, dampak dari perubahan pemikiran religius ini berlanjut sampai ke abad 20. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

Sholat Ied Disekitaran Gereja Koinonia: Romantisme Kerukunan Beragama

Germasa

MANTAP. Kantor Kemenag Aceh Canangkan Pembangunan Bebas Korupsi

Germasa

BAHAS Moderasi Beragama, Menteri Arab Ajak Perangi Terorisme dan Penggunaan Agama untuk Kepentingan Politik 

Germasa

Apa Kepala SPN Lido Tahu? Ada Gereja Kok Ibadah Di Rumah-Rumah

Germasa

Topang Ekonomi Warganya, HKBP Jalin Kerja Sama Dengan Asosiasi UMKM Sumut

Germasa

“Kita Harus Setia dan Mempersembahkan Hidup Kita”

Germasa

Moderasi Beragama Solusi Keberagamaan Masyarakat Indonesia yang Multikultural

Diakonia

Jangan Hanya Menuntut, Gubernur Ganjar Pranowo: Gereja Harus Peka dan Mau Berbagi