Oleh: Frans S. Pong, Jurnalis Arcus GPIB
SIANG itu, udara cerah. Dinamika kehidupan Bogor ke Jakarta biasa-biasa saja. Orang lalu lalang dengan segala kesibukannya. Gawai dihadapanku berdering, sosok diseberang sana menyampaikan ada berita duka.
Dikabarkan, Selasa, 12 Desember 2023, pukul 11:25 Wib rekan Albert Mantong meninggal dunia RSUD Cibinong, Bogor dalam usia 69 tahun dan disemayamkan di rumah duka di Bojonggede Indah. Antara percaya dan tidak mendengar berita dukacita atas wafatnya suami dari Diane Lumbaa, sosok yang dikenal luwes ini.
Ibadah-ibadah penghiburan pun dilaksanakan di rumah kediaman almarhum yang akrab disapa Papa Tyson, di Bojonggede Indah yang dilakukan oleh Jemaat GPIB Bojonggede dan juga dari Jemaat Gereja Toraja Gunung Putri.
Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Bojonggede Pendeta Rudyanto Malang menyatakan bangganya memiliki sosok Alberth Mantong.
Menurutnya, Alberth Mantong adalah sosok yang dinamis, tenang menghadapi situasi sehingga jemaat GPIB Bojonggede bisa melaksanakan ibadah-ibadah selama ini. Sebagaimana diketahui banyak penentangan yang terjadi selama perjalanan 8 tahun jemaat GPIB Bojonggede.
Bagi Ketua Perhimpun Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), Kabupaten Bogor Saltima Ri’pi Tangjong, S.Kom.,MH, Alberth Mantong yang akrab disapa Abe ini adalah salah satu panutan.
“Kak Abe itu sosok yang luar biasa dan salah satu panutan buat kami di keluarga,” tutur Saltima.
Bakal Calon Bupati Luwu Utara dari PDI-Perjuangan ini mengatakan, senang dengan sosok Abe karena sikap dan pribadinya sehingga selalu menjadi panutan bagi keluarga dan rekan-rekan.
Pendeta Deiby Paath, ex Ketua Majelis Jemaat (KMJ) GPIB Bojonggede Bogor melihat sosok Alberth Mantong adalah sosok yang pandai bersosialisasi tidak hanya di gereja tapi juga ke Masjid-masjid, tak heran kalau Alberth Mantong sering disapa sebagai Pendeta oleh kalangan Muslim.
“Sosok Pak Mantong, mudah bersosialisasi dengan seluruh lapisan Masyarakat, misalnya oleh orang-orang masjid di sekitaran Bambu Kuning mereka memanggil beliau Pak Pendeta karena dipemikiran mereka Pak Mantong itu Pendeta,” kata Pendeta Deiby.
Bagi warga jemaat GPIB Bojonggede, Alberth Mantong adalah sosok yang berjasa dalam perjalanan sejarah menghadirkan gereja di Bojonggede. Sebagaimana diketahui untuk membangun gereja di wilayah ini tidak mudah. Terlalu banyak penentangan dari luar sehingga sulit membangun sebuah jemaat.
“Pak Mantong salah satu orang yang berjasa dalam pelembagaan gereja Bojonggede dan pembangungan pastori Bojonggede. Di zaman saya, beliau adalah Panitia Pembangunan sehingga bersama beliau dan Jemaat. Atas perkenanan Tuhan kami bisa pelan-pelan membangun pastori Bojonggede sampai pastori diresmikan oleh Majelis Sinode,” tutur Deiby.
Tidak Pandang Agama
Di mata sahabat dekatnya, Johanis Lempang, sosok Alberth Mantong adalah sosok ramah dan bersahabat dengan semua orang tidak pandang agama, suku dan ras, luwes dalam pergaulan.
“Beliau sangat ramah dan bersahabat dengan semua orang tidak pandang agama, suku dan ras. Beliau sangat luwes dalam pergaulan. Karena keramahan dan keluwesannya dalam pergaulan boleh dikata semua warga di Perumahan Gaperi 1 dan perumahan Bambu Kuning Bojonggede kenal baik dengan beliau,” kata Lempang.
Pria yang bekerja sebagai ASN ini mengatakan, Alberth Mantong adalah seorang motivator dan sangat tulus.
“Dalam pelayanan di gereja beliau sangat tulus. Ciri khas beliau adalah tidak pernah mau menjadi pengurus Gereja atau Majelis Gereja namun beliau sangat tulus berperan aktif dalam pelayanan Gereja termasuk kegiatan di lingkungan masyarakat Bojonggede baik di tingkat RT maupun di tingkat RW,” ujar Lempang.
Dikisahkan, Jemaat GPIB Bojonggede dulunya merupakan sektor 28 dari GPIB Zebaoth Bogor karena sulitnya perizinan membangun gereja ibadah pun dilakukan dari rumah ke rumah.
Lalu melalui perjuangan oleh seluruh warga jemaat Bojonggede berdirilah jemaat Bojonggede. Alberth Mantong adalah salah satu yang sangat berperan didalamnya.
“Bapak Alberth Mantong berperan sebagai seorang motivator sangat luar biasa memberi semangat kepada semua warga jemaat untuk berjuang dan akhirnya setahap demi setahap jemaat GPIB dapat menjadi jemaat yang mandiri.
Tidak hanya aktif, di kalangan gerejwi dan masyarakat sekitar. Alberth Mantong juga aktif dalam kiprahnya sebagai Pengurus di Perhimpun Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI), Kabupaten Bogor.
PMTI Kab. Bogor berawal dari nama BCCGS (Bojonggede, Cibinong, Citereup dan Sekitarnya). BCCGS ini diprakarsai oleh beberapa orang saat itu yaitu Yacob Nopis Timang, Alberth Mantong, Dalle’ Serawa, Johanis Lempang, Hendrik Sampetoding, Sapta Pramuji, Jimmy Paundanan, Markus Tampanguma, Nikolas Tolanda.
Kepengurusan pertama BCCGS adalah Yacob Nopis Timang sebagai Ketua, Hendrik Sampetoding sebagai Wakil Ketua, Bapak Johanis Lempang sebagai Sekretaris, Alberth Mantong dan Dalle’ Serawa sebagai Penasehat.
BCCGS ini beberapa kali mengadakan Natal di Komplek Bekkang TNI AD Cibinong melalui peran Yohanis Pakan dan setiap Natal dihadiri oleh bapak Fredik Batong sebagai Ketua IKAT Jabodetabek saat itu.
“Terbentuknya PMTI Kab. Bogor Alberth Mantong termasuk salah satu inisiator sekaligus sebagai motivator yang senantiasa memberi semangat dan oleh karena itu dalam posisi kepengurusan PMTI Kab. Bogor beliau ditempatkan sebagai penasehat,” imbuh Lempang seraya menuturkan Selamat Jalan Sahabat Bapak Alberth Mantong. ***