BOGOR, Arcus GPIB – Hari yang jatuh pada 22 Desember 2024 dirayakan disemua Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Sebagai tanda perayaan itu ibu-ibu pada umumnya mengenakan busana etnik atau kebaya saat ibadah minggu yang dilayani Penatua Mona Sera Magda.
Di Bakal Jemaat Pura Tajur Halang (PTH) Bojong Gede Bogor, ibu-ibu juga merayakannya dengan mengenakan busana etinik dan kebaya. Mensyukuri Hari Ibu tersebut, usai ibadah minggu luapan sukacita dilampiaskan dengan yel-yel: “Kami PKP Pura Tajur Halang Mengucapkan Selamat hari Ibu, Tuhan Yesus Memberkati.”
Ketua Umum PGI
Di GPIB Jatipon Bekasi, tak tanggung-tanggung perayaan Hari Ibu menghadirkan Pelayan Firman Ketua Umum PGI Pendeta Jacklevyn Fritz Manuputty. Lagi-lagi sentuhan etnik merebak dari presbiter bertugas hingga warga jemaat mengenakan kostum etnik dan kebaya.
Ketua Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty diantara warga jemaat GPIB Jatipon Bekasi.
Ketua Majelis Jemaat (KMJ) setempat Pendeta Sandra Sormin juga hadir dalam ibadah tersebut mengenakan dreescode atasan putih dan bawahan corak batik.
Pesan MS GPIB
Mejelis Sinode GPIB dalam pesannya di hari Ibu 2024 mengatakan, ibu adalah agen pembawa damai. Di tengah hiruk pikuk kehidupan dengan berbagai tantangan dan pergumulan, ibu selalu hadir sebagai penyejuk hati. Dengan kasih sayangnya, ia mampu meredakan amarah dan menciptakan suasana yang harmonis dalam keluarga dan masyarakat.
Spirit perdamaian seorang ibu sangat erat dengan ibu yang mempunyai rahim. Di dalam rahimnya, seorang ibu menghidupkan buah-buah cinta dan kasih sayang. Dengan kasih sayang itu keluarga dibangun dan masyarakat dibentuk.
Sosok ibu adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan. Dalam tradisi Alkitab, ibu dan perempuan pada umumnya adalah “penolong yang berasal dari Tuhan” untuk memberi berkat Allah bagi hidup keluarga dan masyarakat. Keanggunan, kesahajaaan, dan kedamaian yang dimiliki seorang ibu adalah inspirasi abadi bagi semua. /fsp
