Home / Germasa

Selasa, 29 Agustus 2023 - 12:20 WIB

Seminar Kebangsaan Di Immanuel Jakarta Sentuh Politik Dinasti, Oligarki dan Politik Identitas

JAKARTA, Arcus GPIB – Prof. Dr. Musdah Mulia, M.A mengungkapkan, bahwa kondisi sosial politik bangsa perlu mendapat perhatian atas lemahnya penegakan nilai-nilai Pancasila dan law enforcement. Akibatnya,  korupsi, dan budaya “pragmatis-oportunis”.

“Itu tantangan pembangunan bangsa,” kata Prof. Musdah Mulia saat menjadi narasumber dalam Seminar Kebangsaan memperingati 78 Tahun HUT RI, 60 Tahun HUT PIKI, dan 184 Tahun HUT Gedung Gereja Immanuel, pada 25 Agustus 2023 di Gedung Gereja Immanuel Jakarta yang juga menghadirkan Pendeta Prof.  John A. Titaley, Th.D dengan moderator Pendeta Abraham Ruben Persang, M.Th.

Hal lainnya, kata Musdah Mulia, lemahnya penegakan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia dengan alasan kepentingan politik praktis. Akibatnya, diskriminasi terhadap minoritas, kelompok rentan, dan disabilitas;

Baca juga  Wamenag Zainut Tauhid Minta Kampus Masifkan Penguatan Moderasi Beragama

Lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa. Akibatnya, memudar solidaritas suku, agama dan kelompok sosial; Lemahnya penegakan Keadilan Sosial. Akibatnya, ketimpangan sosial, kemiskinan, pengangguran, kesehatan, kerusakan lingkungan dan rendahnya tingkat literasi masyarakat.

Prof. Musdah Mulia dalam makalahnya “Memperkokoh Semangat Kebangsaan Melalui Penguatan Literasi Masyarakat” menyebutkan, menguatnya radikalisme agama yang dipicu oleh globalisasi, disparitas ekonomi yang tajam dan polarisasi masyarakat merupakan tantangan pembangunan bangsa.

Bahkan, katanya, ancaman terhadap PANCASILA juga karena oligarki, korupsi dan ketimpangan sosial, Fanatisme Agama dan Eksklusivisme, Intoleransi, Radikalisme, Ideologi transnasional, Individualism-hedonistic dan globalisasi, Perpecahan akibat SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) menjelma “Politik Identitas” serta minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai common platform berbangsa dan bernegara, membuat warga mudah TERPECAH.

Baca juga  PGI Bekerja Sama dengan ICRS UGM Diseminasi Hasil Penelitian Moderasi Beragama

Peraih doktor bidang pemikiran politik Islam di IAIN Jakarta (1997), dengan disertasi: Negara Islam ini mengatakan, Indonesia adalah negara demokrasi bukan teokrasi, demokrasi adalah esensial bukan sekedar prosedural, pluralisme adalah pilar penting dalam demokrasi, negara berbasis hukum, bukan berbasis agama, ajaran agama cukup menjadi landasan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Agar bangsa ini bisa keluar dari krisis tersebut, perlu upaya implementasi Pancasila melalui upaya-upaya rekonstruksi budaya, termasuk penguatan literasi, melakukan reformasi peraturan dan kebijakan publik yang diskriminatif, melakukan reinterpretasi ajaran agama; agar tersosialisasi interpretasi agama yang humanis dan pluralis dan melakukan upaya peningkatan kualitas hidup terutama mereka yang rentan. /fsp

Share :

Baca Juga

Germasa

GPIB ‘Berkampanye’

Germasa

Peduli Keamanan, Kapolsek Tajur Halang Iptu Tamar Sapa Warga Gereja

Germasa

Untuk Pemilu Berkualitas, Pemuda Katolik Kerja Sama Dengan Bawaslu

Germasa

Disiapkan Buku Saku Moderasi Beragama bagi Generasi-Z

Germasa

Puan Maharani Dapat Wejangan Intisari Pancasila dari PWNU Jawa Timur

Germasa

“Tahun Ini Kampung Moderasi Beragama Percontohan Dibentuk Di 34 Provinsi

Germasa

Peringatan BULAN GERMASA GPIB-2024 “Terciptalah Keadilan dan Perdamaian”

Germasa

Pesan Natal KWI dan PGI: Tuliskan Pendapat, Renungan dan Khotbah Menyejukkan