JAKARTA, Arcus GPIB – Diresmikannya Studio Laus Deo milik GPIB dan launching One Click GPIB mendapat perhatian luar biasa dari sosok Dorothea Samola, aktivis GPIB di Departemen PEG Majelis Sinode GPIB.
Saat Laus Deo milik GPIB dan launching One Click GPIB, walaupun tak sempat hadir Dorotea Samola yang akrab disapa Doke ini memberi apresiasi lewat sambutan tertulisnya yang dibacakan Ketua Dept. Inforkom dan Litbang Pendeta Dewi Sintha Astadiyan, Jumat (31/01/2025).

Sukacita sebagian personel Dept. Inforkom dan Litbang mensyukuri hadirnya studio “Laus Deo” GPIB.

Ketua Dept. Inforkom dan Litbang Pdt. Dewi Sintha Astadiyan berada di Studio Laus Deo.
Menurut Doke, yang juga Komisaris Bisnis Indonesia, kehadiran studio Laus Deo menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya mengembangkan organisasi dan pelayanan GPIB kedepan.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pendeta Dewi Sintha, saya diberi kehormatan untuk memberi nama pada Studio GPIB ini, yaitu nama “Laus Deo”.
Frasa bahasa Latin yang artinya Praise Be To God, Pujian adalah kepada Tuhan. Frasa yang merupakan cara ekspresikan terima kasih kepada Tuhan,” kata Doke.
Dikatakan, Studio Laus Deo GPIB tidak hanya memiliki nilai berdaya guna, tapi juga simbol dari komitmen GPIB untuk terus berinovasi, memperkuat kolaborasi serta meningkatkan efisiensi dalam menjalankan tugas pelayanan.
Semoga ruang ini digunakan menjadi pusat pengelolaan aplikasi sistem informasi manajemen, sebagaimana disebut dalam KUPPG Jangka Pendek IV, 2021-2026 yang diharapkan dapat mengintegrasikan dan mengkolaborasikan data serta informasi yang ada di GPIB.
“Sebagaimana kita ketahui GPIB dengan anggota 350 gereja tersebar di 26 propinsi di Indonesia. Dengan demikian banyaknya gereja, di wilayah pelayanan yang luas yang harus dikelola, kita mendayagunakan teknologi digital sebagai alat untuk mempercepat dan mempermudah pengelolaan data dan informasi, menunjang Bidang Inforkom dan Litbang yang menjadi program prioritas untuk tahun program GPIB 2025-2026 (pendataan dan sensus jemaat).”
Aplikasi sistem informasi manajemen yang dijalankan bertujuan untuk menciptakan efisiensi yang lebih besar tidak hanya di lingkup internal, tetapi juga untuk meningkatkan hubungan dengan pihak external, baik dengan pemerintah, masyarakat dan lembaga lainnya.
Melalui Studio Laus Deo GPIB, data dan informasi yang ada akan bisa dikelola dengan lebih terstruktur dan terkendali, sehingga setiap keputusan yang diambil bisa didasarkan pada informasi yang akurat dan tepat waktu.
Akhir kata saya berharap semoga Studio Laus Deo GPIB bukan hanya menjadi tempat bagi teknologi dan data, tetapi juga menjadi ruang bagi kreativitas, kerjasama, dan inovasi dari Departemen Inforkom dan Litbang yang terus berkembang, dikerjakan secara profesional, dalam pemahaman akan panggilan dan pengutusan gereja.
Semoga Studio Laus Deo GPIB dapat memberikan manfaat yang besar bagi pelaksanaan pelayanan Departemen Inforkom Litbang di wilayah GPIB di seluruh Indonesia bagian Barat.
/Frans S. Pong, Dennies Gaspersz