Berterimakasih kepada Pendeta Ebser Lalenoh yang sudah bersusah payah dan bekerja keras menghadap kepada Majelis Sinode sehingga tercipta apa yang terjadi pada saat ini
Pnt. Johannes Bangkek
PORONG, Arcus GPIB – Gerak cepat Gereja Protestan di Indonesia bagi Barat (GPIB) menangani satu persatu Bakal Jemaat yang dimilikinya. Kini, satu lagi Bajem dilembagakan yakni Solafide Porong, pada Minggu 6 Agustus 2023. Pelembagaan Solafide Porong menempatkan jemaat ini menjadi Jemaat GPIB ke-342 dan Jemaat ke-49 di Mupel Jawa Timur.
Pelembagaan diawali dengan ritual pembukaan pintu gereja oleh Pendeta Ebser M. Lalenoh, M.Th dan Pendeta Manuel E. Raintung, S.Si, MM.
Terhadap pelembagaan Solafide Porong, Ketua II Majelis Sinode GPIB Pendeta Manuel E. Raintung menyatakan bahwa jemaat Tuhan di Porong adalah orang-orang yang diperkenankan Tuhan menyaksikan perbuatan besar Tuhan.
“Kita sesungguhnya adalah orang-orang yang berjiwa Pentakosta. Mungkin ada yang alergi dengan kata Pentakosta, saya mau menegaskan bahwa kita adalah orang-orang Peentakosta, orang-orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menyaksikan berbagai perbuatan Allah yang besar yang kita teladani dan pelajari dari kitab suci,” kata Raintung.
Karenanya, Raintung berharap, jemaat Tuhan harus menjadi pemberita, harus menjadi penerus dari apa yang Tuhan mau sebagai sebuah persekutuan.
“Marilah kita melakukan hal ini, kita adalah orang-orang yang harus meneruskan Kabar Baik. Kita harus memiliki kesediaan untuk melakukan apa-apa yang Tuhan mau dengan standard Firman Tuhan,” tutur Raintung.
GPIB memiliki misi, diperbaharui oleh Firman Tuhan, sehingga segala perilaku kehidupan sebagai umat Allah harus dapat mewujudkan kehidupan yang berdasarkan Firman.
“Dengan membaca alkitab kita dapat mempertahankan kehidupan yang seturut dengan keinginan Tuhan,” imbuh Raintung.
Ketua Panitia Pelembagaan Solafide Porong, Pendeta Ebser M. Lalenoh, M.Th mengatakan, proses pelembagaan Solafide Porong dilakukan dengan sangat cepat.
“Bekerja 45 hari untuk mempersiapkan pelembagaan ini,” kata Ebser sembari menceritakan bahwa Majelis Sinode secara khusus Ketua II Pendeta Manuel Raintung dan Sekretaris Umum Elly Pitoy De Bell saat kunjungan menyampaikan untuk segera melembagakan Solafide Porong.
“Kunjungan yang dilakukan Majelis Sinode Ketua II dan Sekretaris Umum dan hasil percakapan kami dari perjalanan dari Porong menuju Surabaya satu kalimat dari Fungsionaris Majelis Sinode GPIB: Dilembagakan,” tandas Ebser, Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Menara Kasih, Bekasi yang sebelumnya adalah KMJ GPIB Eben Haezer Surabaya yang merupakan induk dari GPIB Solafide Porong.
Diakui bahwa permintaan untuk segera melembagan Solafide Porong memunculkan keraguan berkaitan dengan alih tugas tersebut.
“Saya awalnya meragukan hal ini, karena pada bulan Mei saya mendapat surat alih tugas. Saya berdoa sama Tuhan, Tuhan sudah selesai pekerjaan di Eben Haezer dan saya akan dialihtugasakan. Dalam doa terhenti dan Tuhan menjawab. Bagaimana dengan Porong? Porong harus diselesaikan,” tutur Ebser.
Lanjut kata Ebser, Tuhan memberikan jawaban: “Jangan tinggalkan pekerjaan yang belum terselesaikan, dan doanya berhenti disitu.”
Penatua Johannes Bangkek, Pegawai Negeri sipil, sosok orang lama di Porong yang merupakan warga jemaat yang turut serta dalam proses awal berdirinya Jemaat Solfide Porong yang berada di Pusdik Brimob Porong menyatakan rasa syukurnya atas berdirinya, dilembagakannya Solafide Porong sebagai GPIB ke- 342.
“Berterimakasih kepada Pendeta Ebser Lalenoh yang sudah bersusah payah dan bekerja keras menghadap kepada Majelis Sinode sehingga tercipta apa yang terjadi pada saat ini,” tutur Johannes dalam sambutannya yang disampaikan secara online.
Majelis Sinode menetapkan KMJ Solafide Porong adalah Pendeta Julstense S. Roel-Soihoka, S.Si-Teol. /fsp