JAKARTA, Arcus GPIB – Kegiatan Dialog Karya Kebangsaan Departemen Germasa GPIB, 20 – 22 Agustus 2022 di Hotel ELMI Surabaya yang diadakan dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 berjalan baik.
“Kita patut merayakannya karna kemerdekaan itu kan Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa, kita syukuri dan dengan demikian kita boleh memiliki spirit yang baru, untuk melanjutkan tugas panggilan pengutusan kita, bagi negara bagi bangsa yang kita cinta,” kata Ketua Majelis Sinode GPIB Pdt. Paulus Kariso Rumambi, menjawab pertanyaan dr. John Paulus, Ketua II Yayasan Diakonia GPIB.
Menurut Rumambi, harus disyukuri semua rangkaian acara bisa berjalan dengan baik dan semua itu karena kemurahan dan kasih sayang Tuhan sehingga diperkenankan untuk boleh menikmati kemerdekaan itu.
“Kita tidak boleh lagi ada sekat-sekat dan program GPIB dalam lingkup sinodal. Semua dalam satu kesatuan semua terlibat didalamnya, bersinergi. nggak ada lagi kotak-kotak,” tandas Pdt. Rumambi.
Jadi, katanya, harus berjalan bersama, mengembangkan lagi lebih luas dengan ber-Oikumene bersama-sama dan melibatkan masyarakat yang ada di sekitar seperti RT, RW.
“Kita diutus Tuhan, kita harus menghadirkan damai sejahteranya,” kata Pdt. Rumambi.
Dalam acara jamuan makan malam tersebut, peserta Dialog Karya Kebangsaan di Surabaya diterima Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si.
Orang nomor satu di Jawa Timur ini bangga atas terpeliharanya harmonisasi persaudaraan dan keberagaman antarumat beragama di daerah yang dipimpinnya.
“Iya, saya berbahagia hari ini dari GPIB berkenan untuk silaturahim meskipun saya tidak punya banyak waktu, tapi kita saling bersapa dalam waktu yang sangat pendek ini,” kata Khofifah.
Menurutnya, kalau persaudaraan dalam kesejatian, kalau berangkat dari hati cinta itu akan terlahir diantara keberagaman suku, agama, Bahasa dan adat isitiadat dan itu adalah Indonesia.
Ketua II MS GPIB Pdt. Manuel E. Raintung mengatakan penguatan kerukunan beragama di Indonesia diharapkan bukan hanya tercipta dan terjaga, melainkan juga dapat tumbuh berkembang di seluruh pelosok Nusantara.
Kerukunan beragama diharapkan bukan hanya difahami dan menjadi tugas pemuka agama saja, melainkan juga tugas para pemeluknya, baik para pejabat negara, politisi, pengusaha, dan semua kalangan masyarakat. /fsp