Home / Germasa

Minggu, 20 Agustus 2023 - 22:26 WIB

Gerakan Keesaan, Prof. Gerrit Emanuel Singgih: “Kita Sudah Capek….”

Foto ilustrasi. Kegiatan ibadah di GPIB Ezra Tiangawangkang.

Foto ilustrasi. Kegiatan ibadah di GPIB Ezra Tiangawangkang.

SINGKAWANG, Arcus GPIB – Di tengah upaya untuk “menjadi satu”, gerakan oikoumene dihadapkan pada tantangan-tantangan yang muncul dari dalam dan dari luar kekristenan.

Apa benar telah terjadi krisis keesaan ditataran gerejawi? Untuk itu Wartawan Arcus GPIB Frans S. Pong mewawancarai Pendeta Prof. Dr (HC) Emanuel Gerrit Singgih, Ph.D Guru Besar Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta disela-sela Konferdal Germasa di Singkawang Minggu 20/8/2023.

Frans S. Pong: Boleh tahu Prof, keesaan itu harus bagaimana dan seperti apa?

Prof. Emanuel Gerrit Singgih: Keesaan jangan diartikan menjadikan satu organisasi yang bersifat birokratis. Kita sudah capek, GPIB sudah birokratif, organisatoris. Jadi lebih baik tetap semangat dalam aksi kegiatan pelayanan bersama dalam rangka melayani masyarakat, membangun bangsa adil dan makmur, manusiawi.

Frans S. Pong: Modelnya seperti apa tuh?

Baca juga  Umat Akan Senang Bila Chattra di Candi Borobudur Terpasang Kembali

Prof. Emanuel Gerrit Singgih: Modelnya, jemaat-jemaat kita diajak untuk mengenal dunia, masuk ke dalam dunia, menjadi saksi, tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kita kan berhenti di katekisasi doang. Banyak pembinaan-pembinaan pasca peneguhan majelis yang mestinya diadakan tapi tidak diadakan.

Frans S. Pong: Kandasnya dimana Prof?

Prof. Emanuel Gerrit Singgih: Kandasnya karena minat kita tidak kesitu. Semua intern bagaimana kita membangun jemaat kita sendiri.

Frans S. Pong: Ego sektoral barangkali?

Prof. Emanuel Gerrit Singgih: Itu tidak salah sih. Tapi jangan sampai dilupakan tugas bersama kita keluar.

Frans S. Pong: Ada indikasi bahwa keesaan dihambat oleh gereja itu sendiri?

Baca juga  Seminar Agama-agama Ke-36 Akan Deklarasikan Merawat dan Mengelola Keberagaman

Prof. Emanuel Gerrit Singgih: Saya tidak berani menuduh langsung. Tetapi kalau kita tidak kerja sama satu dengan yang lain, saling menjegal satu sama lain itu tidak ekumenis.

Frans S. Pong: Konsep oikoumene yang selama ini bagaimana?

Prof. Emanuel Gerrit Singgih: Kalau saya diundang ke sebuah gereja, saya harus dihormati dengan tradisi saya. Kalau saya pakai baju liturgi GPIB jangan disuruh ganti. Begitu juga mereka kalau mereka ke kita jangan disuruh ganti ikut GPIB. dia punya gereja sendiri kok. Kita kan harus menghormati dia, gitu lho.

Share :

Baca Juga

Germasa

Idul Fitri, Gereja, Masjid dan Masyarakat Menyatu Merajut Kerukunan

Germasa

Produksi Konten-konten Keagamaan Agar Dipahami dengan Tepat oleh Generasi Z

Germasa

Bagaimana Indonesia Bangkit, Ini Saran Birokrat, Ekonom, Psikolog dan Pendeta

Germasa

Candi Prambanan Sudah Bisa Menjadi Tempat Ibadah Massal Umat Hindu

Germasa

Pesan Natal KWI dan PGI: Tuliskan Pendapat, Renungan dan Khotbah Menyejukkan

Germasa

WAMENAG Apresiasi Natal 2021 Berlangsung Khidmat: Terus Rajut Persaudaraan

Germasa

Catatan “Tanoker” (1): SELAMAT Datang Para Pembawa Cahaya!

Germasa

NGOPI BARENG dengan Tokoh Lintas Agama, Ini Resep Jitu Merawat Kerukunan