JAKARTA, Arcus GPIB – Banyak hal dalam kehidupan bergereja yang membuat gereja terancam perpecahan dan kekacauan.
Itu dikarenakan adanya oknum-oknum dalam gereja yang tanpa sadar mencari kehormatan dan kepentingan sendiri. Ditambah lagi ada yang masa bodoh dan tidak peduli pada gereja.
Demikian dilansir Sabda Bina Umat (SBU) dalam renungan malam, Kamis 5 Mei 2022 yang mengurai teks Firman Tuhan Rut 2: 21 – 23.
“Mari kita hidup sebagai warga gereja yang benar (rendah hati, peduli, mau terlibat, rela berkurban) sebagai bentuk ungkapan syukur, melindungi diri kita sendiri dan orang lain,” seperti disampaikan dalam SBU tersebut.
Laman bkd.nttprov.go.id seperti disampaikan Pdt. Venty Nalle-S, S.Th menyebutkan, kerendahan hati adalah Ibu dari semua sifat yang baik, dalam kerendahan hati kasih kita menjadi nyata. Kerendahan hati adalah sikap terdamai yang memiliki makna dan dampak yang luar biasa.
Persekutuan hidup bersama semakin berarti dan berdampak jika semua yang ada didalamnya memiliki sikap kerendahan hati, yang merupakan buah teladan dari Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita teladan terbesar tentang kerendahan hati, Ia rela menjalankan misi Allah Bapa dengan memberi diriNya mati tersalib sebagai wujud totalitas kasihNya agar kita manusia di selamatkan.
Filipi 2 ayat 6-7, Firman Tuhan berkata : yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus di pertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.
Tuhan Yesus memberi teladan tentang sikap kerendahan hati yang teragung, Ia mengesampingkan kepentingan diriNya, kemuliaan diriNya hanya demi manusia. Dari apa yang telah Tuhan Yesus teladankan bagi kita maka ada beberapa hal yang dapat kita renungkan:
Sikap kerendahan hati mengarahkan kita untuk menyadari bahwa kita hanya tidaklah berarti apa-apa tanpa Tuhan. Keberadaan diri kita yang masih dapat menikmati hidup sampai dengan saat ini, apa yang kita miliki, yang banggakan ada dalam hidup kita semuanya bersumber dari Tuhan.
Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu bersyukur dalam keadaan apapun. Orang yang rendah hati adalah orang yang mempertaruhkan hidup dan masa depannya dalam kuasa dan kehendak Tuhan.
Orang yang rendah hati adalah orang yang mengandalkan Tuhan serta hidup takut dan hormat kepada Tuhan. oang yang rendah hati selalu menyakini bahwa hidup ini dipenuhi dengan sukacita apapun keadaannya. Orang yang rendah hati selalu menaruh pengharapannya dalam rencana Tuhan yang baik.
Dilansir misi.sabda.org gereja yang bertumbuh adalah bersandar pada kuasa Tuhan, inilah sumber dinamika gereja yang utama seperti yang terjadi dengan gereja para Rasul “Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Jelas sekali dinyatakan bahwa yang menyebabkan Gereja bertumbuh adalah Tuhan, bukan Rasul, bukan jemaat, bukan Pendeta, Penginjil dan bukan pula majelis serta aktivis.
Tugas dan panggilan gereja kedepan dan tahun-tahun mendatang akan makin banyak serta makin menantang. Harus berusaha melakukan apa yang dapat dilakukan semaksimal mungkin dan dengan sebaik-baiknya untuk keselamatan manusia dan demi kemuliaan nama Tuhan.
Tugas dan panggilan itu agung dan besar, kita tidak boleh bersandar pada kepandaian, pengalaman dan ketrampilan sendiri. Semoga gereja dalam melaksanakan dan mewujudkan tugas serta panggilannya sungguh-sungguh hanya bersandar pada kuasa Tuhan. /fsp