BOGOR, Arcus GPIB – Lagi dan lagi jemaat ini menorehkan kebaikan. Walikota Bogor Dr. Bima Arya memberikan penghargaan kepada GPIB Zebaoth Bogor atas dukungan, partisipasi dan komitmen dalam implementasi Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Daerah No. 12 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok di 9 Kawasan Tanpa Rokok.
Penghargaan diterima oleh Ketua Majelis Jemaat (KMJ) KMJ GPIB Zebaoth Bogor, Pendeta Margie Ririhena – de Wanna, D.Th Rabu (30/08/2023).
Sebagaimana diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) memilih Kota Bogor sebagai pilot project atau proyek perubahan penerapan dashboard Pemantauan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Satu dari sekian banyak lokasi yang menjadi penilaian dari tim KTR adalah gereja GPIB Zebaoth Bogor di Jalan Juanda No. 3, Kota Bogor.
“Pada tanggal 30 Agustus 2023 GPIB Zebaoth Bogor telah menerima Piagam Penghargaan dari Walikota Bogor saat kunjungan bersama Tim Monev KTR di Gereja Zebaoth Bogor dalam rangka persiapan kunjungan Monev Asean Smoke Free Award (ASA),” kata Pendeta Margie.
Menurut Pendeta Margie yang juga sukses menghantar GPIB Zebaoth Bogor menjadi Gereja Ramah Anak ini, komitmen merawat alam dan lingkungan hidup adalah tugas dan panggilan keberimanan untuk merawat keutuhan ciptaan selain tentu saja sebagai bentuk komitmen GPIB Zebaoth sebagai mitra pemerintah mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat bagi segenap makhluk.
Sidang Raya PGI di Sumba telah menyatakan bahwa krisis ekologis sebagai salah satu dari 3 krisis dan 1 tantangan yang menjadi konteks gereja-gereja di Indonesia.
“Krisis Ekologis dewasa ini menyadarkan kita kembali pada adanya ketergantungan kita pada alam. Kita tidak bisa mengabaikan alam. Kita bahkan tidak bisa mengatakan alam sebagai milik kita. Sesungguhnya kita hidup bersama dan berbagi peruntungan dengan alam. Kita, bahkan menjadi milik dari alam. Hal ini mendorong kita untuk membarui kesadaran kita tentang saling ketergantungan antara kita dengan alam,” tutur Margie yang juga aktif di Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) ini.
Pendeta Margie yang juga Ketua I MPH PGIW Jawa Barat ini mengatakan, krisis ekologis dengan begitu menjadi masalah interdependensi antara manusia dengan sesama ciptaan lainnya. Dalam konteks interdependensi ini, nilai paling utama yang diperlukan untuk mempertahankan hidup bersama sebagai ciptaan Allah adalah: saling peduli dan saling berbagi.
“Nilai-nilai tersebut membuat kita mengutamakan Keutuhan Ciptaan ketimbang ketidak pedulian terhadap alam bahkan eksploitasi alam. Termasuk di dalamnya bagaimana kita mulai dengan merawat dan menjaga kebersihan alam ciptaan Tuhan dengan tidak mengotorinya dengan rokok sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada Sang Khalik dan sesama ciptaan,” imbuhnya.
GPIB Zebaoth Bogor yang berusia 103 tahun ini masuk dan menjadi tempat umum yang menjadi penilaian tim Kawasan Tanpa Rokok (KTR), karena konsisten dalam menerapkan Perda Nomor 10 tahun 2018 tentang perubahan Perda nomor 12 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto kepada wartawan mengatakan seperti dilansir PosKota.Co, dari sisi regulasi Kota Bogor sudah memiliki peraturan daerah (Perda) Kawasan Tanpa Rokok.
Perda KTR di Kota Bogor sudah ada sejak tahun 2009 yang kemudian diperbarui pada tahun 2018 Perda Kota Bogor Nomor 10 Tahun 2018 perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.
“Kota Bogor memiliki pondasi yang cukup kuat untuk persoalan KTR, jadi pertama itu regulasi yang mendasari semua dan kita selalu update,” ujarnya.
Perwakilan dari Komisi Germasa GPIB Zebaoth Bogor, Reri Hutajulu sangat optimis, GPIB Zebaoth yang akan terpilih mewakili Kota Bogor ke tingkat nasional bahkan ASEAN.
“Zebaoth terpilih sebagai wakil rumah ibadah Kristiani yang konsisten menerapkan KTR,” kata Reri kepada Arcus GPIB.
Jadi, katanya, ini untuk kegiatan Asean Smoke-free Award, pemerintah (Dinkes) memilih Bogor sebagai salah satu kota dari 11 kota/kabupaten/propinsi yang akan ikut lomba tingkat nasional, menuju tingkat ASEAN.
Di Bogor yang ikut penilaian dari Kementerian Agama, rumah ibadah, sekolah, restoran, hotel, rumah sakit, Satpol PP. /fsp