YOGYAKARTA, Arcus GPIB – Pendeta memiliki peran penting di dalam pertumbuhan iman jemaat. “Peran ini yang seringkali dimaknai sebagai kekuasaan. Kita bukan siapa-siapa, kita bukan apa-apa. Terlebih sebagai seorang pelayan yang memimpin, kita diharapkan untuk selalu rendah hati,”
Hal itu disampaikan Ketua Umum Majelis Sinode Pendeta Paulus Kariso Rumambi dalam sambutannya di pembukaan Pembinaan Dasar Pendeta batch IV, Rabu (19/2) di Yogyakarta yang mengangkat tema “Pelayan sebagai Pemimpin yang Efektif di Era Teknologi.
Sambutan pembukaan acara PDP IV tersebut untuk memberi semangat peserta untuk mengikuti acara tersebut. Acara ini diselenggarakan oleh Departemen PPSDI-PPK memanfaatkan metode pembelajaran hybrid learning; pembelajaran daring, pembelajaran mandiri dan pembelajaran luring.
Pembelajaran daring dilaksanakan pada 24 Januari 2025 – 14 Februari 2025 menggunakan media Zoom meeting. Selanjutnya, setiap peserta bekerja secara mandiri di dalam kelompok untuk mengkontekstualisasi materi. Pembelajaran luring dilaksanakan pada 19 Februari 2025 – 22 Februari 2025 di D’Senopati Hotel Yogyakarta.
Peserta dari PDP IV adalah para pendeta yang saat ini berusia pelayanan 6 – 12 tahun serta lebih dari 12 tahun yang belum mengikuti PDP sebelumnya.
Para peseta diajak untuk mendalami dan mengkaki tema yang diusung dan memaparkan dalam ragam sub-tema. Beberapa sub tema yang diangkat antara lain, sub-tema 1 merupakan spiritualitas pelayan yang memimpin di era teknologi; memanfaatkan diskursus terkait kepemimpinan yang rendah hati dan visioner. Selanjutnya, sub-tema 2 merupakan transformasi pelayanan di era teknologi; Terakhir, sub-tema 3 merupakan pelayanan tanpa batas; sebuah kajian reflektif aktif mengenai gereja inklusif dan gereja hijau.
Ada hal yang menarik yang muncul, yaitu salah satu peserta Pendeta Steven Bell Oruh terinspirasi materi “Digital Ministry” yang dibawakan oleh Pastor Elyada Adi dari Gereja Kristen Kemah Daud. Menurut Pendeta Steven, ia terpanggil untuk meningkatkan relasi gereja dengan masyarakat dan meluncurkan media TikTok yang bernama Semai (Semenit Merawat Iman dengan SBO).
Tidak mau kalah dengan rekannya, Pendeta Laura Mustamu terpesona oleh materi “Multispiritualitas”, yang dibawakan oleh Pendeta Addi Patriabara dari GKI. Menurutnya ia mencoba memahami corak spiritual kelompok Pelkat GP dan PKP sebagai langkah awal. “Wah, ternyata mereka corak spiritualitasnya adalah Antusias, penuh gairah, semangat, dan bertumbuh secara spiritual bila dilibatkan secara aktif dalam pengalaman keagamaan,” kata Pendeta Laura. Dari hassel diskus itu, Pendeta Laura sedang menggumuli untuk merancang ibadah eksperensial yang dapat mengakomodir corak spiritualitas kedua kelompok tersebut.
Dinamika diskusi yang terjadi menjadi harapan penyelenggara, tak hanya melakukan pengkinian pengetahuan, namun dapat mengendarai derasnya arus perubahan untuk meningkatkan pelayanan dengan cara kreatif dan inovatif. Namun, jangan lupa sikap rendah hati menjadi landasannya. JNS/phil