PARSINGGURAN NAULI, Arcus GPIB – Sosok Imam di jemaat yakni Diaken, Penatua dan Pendeta harus benar-benar ada untuk umat Tuhan, mengajar yang benar, jujur dan hadir membawa damai sejahtera.
“Seorang imam, harus mempunyai pengajaran yang benar di mulutnya, tidak ada kecurangan di bibirnya, damai sejahtera dan kejujuran yang ada dalam hidupnya, itu akan memberikan dampak yang luar biasa,” kata Pendeta Agus Indro Sasmito, S.Si-Teol, Ketua Majelis Jemaat GPIB Mitra Parsingguran Nauli, Sumut dalam acara Morning Call GPIB Selasa (14/03/2023).
Dikatakan, salah satu yang menjadi penyebab umat mengalami penyimpangan adalah para Imam itu sendiri yang memutarbalikkan semuanya.
Menurut sosok pendeta yang diteguhkan di GPIB Anugerah Bekasi Ini, pemimpin umat yang membuat umat tersesat lebih baik baginya diberikan batu kilangan dan dilemparkan ke laut.
“Tuhan sebenarnya sudah memberikan gambaran tentang bagaimana sebenarnya seorang Imam itu dalam kehidupan memimpin umatNya,” tutur Pendeta Agus mengurai teks Firman Tuhan dari Maleakhi 2: 5-9. Para imam mempunyai janji untuk memberitakan tentang kehidupan, tentang kesejahteraan agar umat memiliki sikap takut dan hormat kepada Tuhan.
Menurutnya, dari bibir dan mulut para imam yang baik akan membuat orang akan terus terus berusaha untuk mencari pengetahuan berusaha untuk mencari pengajaran.
“Maka diyakini orang-orang yang memberitakan atau para pemimpin ini sebagai utusan Tuhan,” tandas Pendeta Agus.
Namun, katanya, sebagaimana di Maleakhi 2: 5-9 yang terjadi justru sebaliknya. Para imam, para pemimpin agama malah membuat orang menjadi tergelincir, bahkan mereka merusak perjanjian.
Oleh karena itu, apa yang terjadi dalam kehidupan umat menjadi sangat memprihatinkan. Umat dan para imam itu sendiri tidak menghormati Tuhan sebagai Allah yang luar biasa dalam hidup.
“Ini menjadi sebuah panggilan kita bersama tidak hanya para imam, dalam hal ini pendeta tapi juga seluruh presbiter dan seluruh orang yang menjadi bagian yang punya tugas dan fungsi yang sama dalam melaksanakan panggilan dan pengutusan Tuhan,” tandas Pendeta Agus yang
Untuk itu, kata dia, dalam menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawab yang diberikan sebagai bagian dari utusan Tuhan ajarkanlah kebenaran Firman Tuhan dan tidak memutarbalikkan kebenran sehingga umat Tuhan tersesat.
“Kita tidak ajarkan sesuatu yang menyesatkan umat, tapi umat boleh merasakan damai sejahtera, umat boleh mendapatkan kehidupan, umat boleh mendapatkan pengetahuan yang baik dan benar bahkan mereka boleh meniru perilaku kehidupan orang percaya,” harapnya.
Dikatakan, peran imam dan fungsi seorang pengajar memang sangat penting. Jadi, jangan sampai justru para pengajar justru mengajarkan yang sasat yang bertentangan dengan Firman Tuhan itu sendiri. /fsp