Home / Perspektif

Minggu, 9 Maret 2025 - 05:53 WIB

Salatiga Menyambut PST 2025: Kilas Balik Kota Penuh Romantisme 

Kota Salatiga. /Foto: Repro.tribunnewswiki.com

Kota Salatiga. /Foto: Repro.tribunnewswiki.com

SALATIGA, sebuah kota kecil nan menawan di lereng Gunung Merbabu, tengah bersiap menyambut Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB 2025. Kota ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya dan sejarah yang membangkitkan nostalgia bagi siapa saja yang pernah menginjakkan kaki di sini.

Tim Liputan Dept. Inforkom dan Litbang saat-saat menuju Salatiga, liputan PST GPIB 2025.

Pagi hari di Salatiga sering diselimuti kabut tipis yang menambah kesejukan udara. Pada tanggal 12-15 Maret 2025, suhu diperkirakan berkisar antara 18°C hingga 24°C, menciptakan suasana yang nyaman bagi para peserta persidangan. Kabut pagi perlahan menghilang seiring matahari terbit, menampilkan pemandangan Gunung Merbabu yang megah di kejauhan.

Salah satu ikon kota yang tak boleh dilewatkan adalah Tugu Jam Tamansari. Monumen bersejarah ini telah menjadi pusat keramaian sejak masa kolonial, dan hingga kini tetap menjadi titik temu favorit bagi warga dan pengunjung. Di sekitarnya, Alun-Alun Pancasila menawarkan ruang terbuka hijau yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat.

Meeting di Kereta Gunung Jati ke Salatiga untuk kelancaran PST 2025.

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) berdiri tegak sebagai pusat keilmuan di Salatiga. Kampus ini tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga pusat berbagai kegiatan budaya dan penelitian yang memperkaya kehidupan kota. Kehadiran mahasiswa dari berbagai daerah menambah keragaman dan dinamika Salatiga.

Baca juga  PEMIMPIN Jempolan Selalu Konstruktif

Pasar tradisional Salatiga adalah jantung aktivitas ekonomi lokal. Di sini, aroma rempah-rempah, sayuran segar, dan kue-kue tradisional berpadu, menciptakan pengalaman yang menggugah selera. Para pedagang dengan ramah menawarkan dagangan mereka, mencerminkan kehangatan masyarakat setempat.

Terminal Tingkir menjadi gerbang utama bagi mereka yang datang dan pergi dari Salatiga. Kesibukannya mencerminkan mobilitas dan keterhubungan kota ini dengan daerah sekitarnya. Bagi banyak orang, terminal ini menyimpan kenangan perjalanan, pertemuan, dan perpisahan yang mengharukan.

Baca juga  Allah Dalam Kemurahan-Nya Menyelamatkan Kita

Malam hari di Salatiga menghadirkan suasana yang tenang dengan udara yang semakin dingin. Kabut tipis sering kembali menyelimuti kota, menciptakan atmosfer romantis yang cocok untuk berjalan-jalan santai atau menikmati kuliner malam di warung-warung lokal.

Salah satu destinasi wisata yang menarik adalah Saloka Theme Park, taman bermain terbesar di Jawa Tengah yang terletak sekitar 2,3 km dari perbatasan Salatiga. Dengan 25 wahana yang mengusung tema legenda rakyat Jawa Tengah, taman ini menawarkan hiburan sekaligus edukasi bagi pengunjung.

Selain itu, bagi pecinta alam, pendakian Gunung Merbabu melalui Basecamp Chuntel di Kopeng, Salatiga, menawarkan pengalaman mendaki dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Rute ini menantang namun memberikan kepuasan tersendiri bagi para pendaki.

Dengan segala pesonanya, Salatiga siap menyambut para peserta PST 2025. Kota ini tidak hanya menawarkan fasilitas untuk persidangan, tetapi juga pengalaman yang kaya akan budaya, sejarah, dan keindahan alam. Semoga suasana hangat dan kenangan indah di Salatiga dapat menambah semangat kebersamaan dalam pelayanan GPIB ke depan.

/Bambang Prakoso, Dept. Inforkom dan Litbang 

Share :

Baca Juga

Perspektif

ARETE, Kepenuhan Fungsi Sebagai Manusia

Perspektif

Misteri Kematian, Kapan dan Bagaimana? Pdt. Frans J. Wantah Menjawab Itu

Perspektif

Pendeta Richard Agung Sutjahjono: “Saya Kesal,…

Perspektif

Dari Lokakarya Sabda-Sabda GPIB: “Kejar Viewer Orang Bisa Plagiarisme”

Perspektif

Dr. John Paulus: ”RAHASIA ILAHI”

Perspektif

UGAHARI, Pendapatan Rp140 Miliar, Tapi Pakai Hp Jadul

Perspektif

FILSAFAT NEGARA: Warga Negara Harus Memiliki Rasa Tentram yang Pasti

GPIB Siana

GPIB Zebaoth Bogor Deklarasikan Sebagai Gereja Ramah Anak