JAKARTA, Ada banyak faktor yang menyebabkan perceraian, antara lain tidak setia, ada pihak ketiga atau perselingkuhan, perbedaan pendapat yang tajam alias pementingan diri sendiri dan masalah ekonomi, dll.
Mengatakan itu Pendeta Sealthiel Isaak Rabu (15/03/2023) mengurai teks Firman Tuhan Maleakhi 2:15-17 mengangkat tema: Aku Membenci Perceraian.
Maleakhi bicara tentang perceraian. “Allah membenci perceraian” (ay.16a). Dikatakan, bahwa manusia (laki-laki dan perempuan), diciptakan oleh “Allah yang satu”. Mereka (suami-isteri) dipersatukan dalam perkawinan oleh Allah yang satu. Karena itu tidak boleh terjadi perceraian (ay. 15; Maleakhi 2:10). Perbuatan demikian, melanggar kekudusan Allah (ay.17).
Yesus mengatakan perceraian terjadi karena “ketegaran hati manusia” (lih: Matius 19:8). Tidak ada rumah tangga yang tidak ada masalahnya. Karena itu, dibutuhkan kehadiran Yesus dalam rumah tangga.
“Dalam kehadiran-Nya, kita akan menikmati kebahagiaan, ditengah berbagai masalah rumah tangga kita (baca: Yohanes 2:1-11). Suami isteri diharapkan membangun rumah tangganya dalam kesetiaan.”
Jangan ada orang (suami) yang tidak setia terhadap isteri dari masa muda (dalam pernikahan mereka) (ay.15; lih: Maleakhi 2:14). Perkawinan seorang laki-laki dan seorang perempuan, merupakan kehendak Allah. Azas perkawinan Kristiani adalah azas monogami (pernikahan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan).
Dalam perkawinan itu suami-isteri menjadi satu kesatuan (“menjadi sedaging”) (lih: Kejadian 2:18, 21-25). Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia (lih: Matius 19:6). /fsp