JAKARTA, Arcus GPIB – Tegas disampaikan oleh Pendeta Abraham Ruben Persang bahwa perlu komitmen tinggi untuk meninggalkan atau mengubah sebuah habit, kebiasaan yang ada di jemaat secara sinodal.
“Tidak mudah meninggalkan, mengubah sebuah habit, kebiasaan diperlukan komitmen begitu tinggi,” kata Pendeta Persang saat melayani di Ibadah Malam Akhir Tahun, (31/12/ 2024) di GPIB Immanuel Jakarta.
Pendeta yang siap mencalonkan diri sebagai Ketua Umum MS GPIB – XXII menunjuk Firman Tuhan di Kejadian 18 bahwa Abraham disapa Allah karena situasi Sodom dan Gomora yanag jatuh dalam berbagai keberdosaan.
Tuhan meminta agar Abraham dan keluarganya meniggalkan dua tempat itu. Perintah Tuhan agar saat meninggalkan Sodom dan Gomora untuk tidak menoleh ke belakang tidak dipatuhi istri Lot.
”Tidak mudah meninggalkan, mengubah sebuah habit, kebiasaan, perlu komitmen tinggi,” tandas Pendeta Persang.
Mengurai Firman Tuhan dari Surat Yakobus I : 16 – 18, Pendeta Persang mengatakan, ketika seorang itu hidup, maka dia punya tanggungjawab terhadap Tuhannya.
Hidup beriman bukan soal berubah identitas, bukan soal berubah ritual, bukan soal berubah tradisi tapi ada hal yang paling mendasar dalam hidup orang itu berubah dan menyandarkan hidup pada kasih Allah.
Tidak ada kemampuan manusia untuk membersihkan dirinya. Hanya Allah di dalam Yesus yang menjadi manusia dengan proses manusiawi yang mampu menyelamatkan.
”Ia lahir, melayani, mati dan bangkit sebenarnya mau mengatakan manusia kalau tidak ditolong oleh kasih Allah, mati, semua, sia-sia,” tutur Pendeta Persang.
Ada satu ajaran di Singapura, Hyper Grace yang mengajarkan bahwa percaya pada Kristus semuanya aman walau melakukan dosa karena ada anugerah Allah. Besok mau bikin dosa, tahun depan mau bikin dosa ada anugerah. Terhadap pandangan itu Pendeta Persang menyatakan padangan itu keliru.
Yakobus mau mengajarkan dan mengingatkan kepada umat bahwa anugerah Allah harus di respon. Allah mau umatNya menjadi dewasa, tidak manja.
”Rumusan Allah Tri Tunggal dalam nama Bapa artinya mengaku bahwa kita adalah ciptaan Tuhan, dalam nama Kristus kita ciptaan Allah.”
”Kita jatuh dalam dosa tidak punya kemampuan apa-apa untuk membersihkan diri kita dan hanya didalam Allah yaitu Kristus, Allah menjadi manusia, dan hanya oleh anugerahNya oleh kuasa Roh Kudus kita dimampukan.”
”Kita yang sudah ditebus, dimateraikan oleh darah Kristus, kita masih hidup disini yang setiap detik berhadapan dengan godaan, cobaan, tantangan, Allah yang begitu mengasihi kita tidak membiarkan kita jalan sendiri, Dia menyertai kita dengan Roh-Nya yang kudus.”
Menurut Ruben, ketika kita berhadapan dengan pencobaan, kita dalam keadaan susah, sulit, sengsara, menderita jangan bilang itu dari Iblis atau dari Tuhan.
”Kenali betul apa yang kita alami. Kita mengenali pencobaan itu dengan benar dan jujur, jangan lihat orang lain, jangan lihat pihak lain tapi lihat diri sendiri. Pencobaan itu proses pendewasaan, pematangan dan keteguhan iman.”
”Allah selalu baik dan tidak pernah berubah. Biarlah kita tetap punya tekad untuk membangun dan memelihara komitmen untuk dekat dan melekat pada Firman Tuhan serta memelihara karakter Ilahi.”
John Paulus, Yayasan Diakonia GPIB