KOTA BATU. Arcus GPIB – Musyawarah Pelayanan (Mupel) Jawa Timur telah membentuk Kepengurusan Pemberdayaan Masyarakat Kota dan Industri (PMKI) periode 2024-2026 yang diperkenalkan pada Ibadah Minggu 27 Oktober 2024 di GPIB Jemaat Margo Mulyo, Batu Malang.

Ketua I Mupel Jatim Pdt. Samuel C. Mowoka bersama presbiter dan Pengurus PMKI.
Adapun Susunan Pengurus PMKI 2024-2026 adalah sebagai berikut:
Ketua: Elviera Junette Latuputty-Soplantile, GPIB Bethesda Sidoarjo
Wakil Ketua: Anna Silvana Luhukay, GPIB Genta Kasih Surabaya
Sekretaris: Lilian Meliangan, GPIB Immanuel Surabaya
Bendahara: Daniel Julian Maldi Ndolu Eoh, GPIB Bukit Sion Surabaya
Masa tugas Pengurus PMKI Mupel Jawa Timur 2024-2026 terhitung 23 Agustus 2024 dan berakhir sampai ditetapkannya Pengurus masa tugas 2026-2029.

Ketua PMKI Mupel Jatim, Elviera Junette Latuputty-Soplantile.
Ketua I Mupel Jatim Pendeta Samuel C. Mowoka S.Si (Teol), MA dalam sambutannya menyatakan rasa syukurnya atas terbentuknya Pengurus PMKI Mupel Jatim.
”Mungkin masih banyak yang belum mengenal PMKI dirintis sudah sejak puluhan tahun lalu dengan konsep yang berbeda,” kata Pendeta Samuel yang juga KMJ GPIB Margo Mulyo Batu.
Dalam perkembangannya, PMKI sekarang sudah mulai mengaktifkan kembali dan dibuat MoU dengan pemerintah dan juga instansi terkait di kota Batam untuk rumah penampungan buruh migran yang menghadapi tantangan dan pergumulan sebab di kota Batam banyak terjadi penjualan manusia, human trafficking yang memang berpusat disitu.
Jadi, kata Pendeta Samuel, GPIB bekerja sama dengan beberapa Lembaga mendirikan Rumah Singgah semacam Rumah Aman, Safe House untuk mereka yang terdampak penjualan manusia dlsb.
Kedepan diberbagai tempat, di Jawa Timur pun akan segera bekerja dan berkarya untuk bisa menjalani pelayanan kepada mereka yang tidak diperdulikan dan tidak didengar daH
“Hadirnya PMKI mengingatkan kita juga sebagai gereja untuk tidak hanya mengurus jemaat saja, gereja harus berpikir untuk masyarakat yang ada disekeliling kita,” tandas Pandeta Samuel.
Menurutnya, gereja dipanggil untuk menjadi terang bukan untuk ke dalam tetapi terutama keluar kepada Masyarakat, orang-orang disekeliling gereja.
“Sudah sepatutnya berkarya bagi masyarakat dan orang-orang disekeliling kita,” ujar Pendeta Samuel mengutip pernyataan Pendeta Joseph Widyaatmaja, penulis buku “Yesus Wong Cilik” yang mengurai soal Pelayanan di Altar dan Di Pasar.
Pelayanan di altar, kata Pendeta Samuel, hanya 5% selebihnya adalah pelayanan di pasar. Ini sejalan dengan pemahaman pelayanan di GPIB yang memahami ibadah sebagai ibadah ritual dan aktual. Ibadah
Ritual di hari minggu dan ibadah aktual setiap hari ketika bekerja, berinteraksi dengan orang lain.
Ketua PMKI Mupel Jatim Elviera Junette Latuputty-Soplantile mengatakan, PMKI GPIB adalah unit misioner yang berperan menunjang pelaksanaan, penataan, persekutuan serta pelayanan kesaksian sekaligus pembinaan dalam pelayanan kepada masyarakat kota dan industri.
PMKI ini, kata Alviera berada dibawah Dept. Pelkes mulai dari PMKI Sinodal, PMKI Mupel, dan PMKI yang berada di Jemaat. PMKI ditingkat jemaat akan berada dibawah Komisi Pelkes.
”Sasaran Pelayanan yang hendak kami lakukan adalah yang berkaitan dengan pekerja, buruh, masyarakat-masyarakkat yang tersingkirkan, kemudian juga kepada pelayanan perlindungan bagi perempuan dan anak dan juga kelestarian ekologis,” tandas Elviera.
Sasaran tersebut akan dituangkan dan dikerjakan melalui sosialisasi, konsolidasi, penguatan kapasitas dan eksekusi program.
Dalam Surat Keputusan Penetapan Pengurus PMKI Mupel Jatim yang ditandatangani Ketua I Pendeta Samuel C. Mowoka S.Si (Teol), MA dan Sekretaris I Pendeta Monica B. S. Joris-Latumaerissa, M. Min menyebutkan, tugas dan fungsi Pengurus PMKI Mupel Jatim melakukan koordiansi PMKI di Jemaat-jemaat, membantu menggerakkan PMKI di Jemaat-jemaat, berkoordinasi dengan PMKI jemaat-jemaat untuk pelayanan masyarakat dalam konteks Jawa Timur. /fsp